Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Impor Minyak Satu Juta Berel Sehari, Rp1,3 Triliun per Hari

Kamis, 15 Agustus 2024 | 08:39 WIB Last Updated 2024-08-15T01:39:25Z

TintaSiyasi.id -- Pedagang Minyak Impor yang Menghancurkan Sektor Migas Indonesia

Apa yang terjadi dengan perdagangan migas Indonesia sebenarnya sama dengan sektor perdagangan dalam negeri lainnya. Sama seperti pedagang beras impor yang menghancurkan kehidupan petani, pedagang ternak impor yang menghancurkan kehidupan peternak, pedagang besi baja impor yang menghancurkan besi industri baja nasional dan lain sebagainya. 

Sama halnya dengan sektor migas. Sektor ini pernah berjaya di masa lalu, sebagai salah satu industri yang terintegrasi, di Hulu menghasilkan minyak, diolah dalam kilang kilang dalam negeri, dan hasilnya dipasarkan di dalam negeri, sisanya dialokasikan untuk pasar ekspor dalam rangka mencari pendapatan dalam mata uang asing, uang dolar yang kita perlukan untuk membiayai impor barang barang yang tidak dapat kita hasilkan sendiri. 

Tahun 2001 tahun kelahiran UU 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas (Migas) di masa awal reformasi produksi minyak Indonesia mencapai 1,4 juta barel, produksi yang sangat besar. 23 tahun lalu produksi migas terbuat melebihi kebutuhan nasional Indonesia saat itu sebesar 1,2 juta barel. Walaupun masa masa keemasan migas telah meredup, namun Indonesia masih menunjukan kemegahan industri ini. 

Tahun 2004 mulailah Indonesia mengalami defisit migas, mulai mengimpor migas, makin lama makin membesar. Cerita yang tidak dialami oleh negara negara penghasil migas yang lain. Indonesia yang sebenarnya pioner dalam industri migas tidak mampu memproyeksikan masa depannya, tidak mampu memprediksi kebutuhan konsumsi migasnya yang linier, tidak mampu membuat perusahaan migasnya terutama BUMN berjaya. Perlahan namun pasti skenario yang dibangun adalah menjadi importir migas paling utama di dunia. 

Sekarang bagaimana keadaannya, sungguh kebutuhan minyak nasional 1,6 juta barel sehari, produksi dalam negeri hanya bisa mengejar ekornya saja yakni 600 ribu sehari, untuk memenuhi kebutuhan nasional Indonesia harus mengimpor minyak satu juta barel sehari, 365 juta barel setahun, 58 miliar liter setara BBM. Nilai nya sungguh sangat besar sekitar 480-500 triliun rupiah setahun, yang membuat ambruk neraca transaksi berjalan atau current account Indonesia.

Padahal apa yang dijanjikan kepada publik Indonesia masih terngiang ngilang. Indonesia akan memproduksi 1 juta barel minyak sehari, janji yang menjadi alasan meningkatkan anggaran kementerian ESDM, meningkatnya anggaran SKK migas, meningkatnya Capex Pertamina, namun produksi tidak bertambah walau setetes. Justru yang terjadi kebalikan dari janji itu yakni impor minyak satu juta barel sehari, yang membuat kaya segelintir pedagang minyak dan menguat negara Indonesia meradang. Apakah nanti pemerintahan baru sanggup mencari jalan? Mudah mudahan masih ada harapan yang tersisa walau setetes minyak. []


Oleh: Salamuddin Daeng 
Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia 

Opini

×
Berita Terbaru Update