TintaSiyasi.id -- Sekretaris Presidium KAMI PresiSutoyo Abadi mengatakan jika umat Islam ingin tumbuh sebagai Rahmatan Lil alamanin harus memiliki kekuatan dengan arah perjuangan.
"Kalau umat Islam ingin tumbuh sebagai Rahmatan lil alamin, harus memiliki kekuatan dengan arah perjuangan," ujar Sutoyo Abadi dalam keterangan yang diterima TintaSiyasi.Id, Senin (26/8/2024).
Pertama, umat Islam harus terus diberi pencerahan ada kekuatan yang akan melemahkan dan menghancurkan umat Islam. Kedua, menggalang ukhuwah umat Islam bukan pada tataran Islam hanya soal ibadah dan muamalah tetapi ada konsep siyasah.
Ketiga, hentikan umat Islam sebagai pengemis dan kuli para kapitalis dan oligarki. Keempat, hilangkan perselisihan soal khilafiah minimal pada tatataran pemahaman 4 (empat) mazhab untuk mengindari saling menyalahkan dan merasa paling benar dan paling islami.
Kelima, umat Islam harus ada kerangka perjuangan dalam konteks jihad qital yang terukur dalam konsep keilmuan syariah memiliki kekuatan gerakan dan dukungan finansial. Keenam, hentikan umat Islam hanya sebagai permainan boneka politik sesaat dan menjual diri melelang agamanya dengan harga dunia.
Ia menyelaskan, umat Islam di Indonesia dalam perjuangan politiknya, sangat hobi bertengkar, menjual ayat-ayat suci dengan harga dunia, terpecah belah dan begitu mudahnya di adu domba, sebagian terkesan sudah menjadi budak oligarki.
"Segelintir tokoh umat Islam yang terus berjihad menyatukan umat Islam, seperti kewalahan dan masih belum menemuka jalan keluarnya dengan terus berteriak "bersatulah wahai umat Islam" musuhmu sudah didepan mata dan terus akan membunuhmu. Tetap saja belum bisa bisa menyadarkan memori ingatannya untuk bersatu melawan kezaliman yang terus terjadi," cetusnya.
Sehingga ia menekankan, semestinya umat Islam memahami perjuangan dari sifat Nabi yaitu sidiq, amanah, fathanah, dan tablig. Sifat-sifat tersebut dapat diartikan sidiq sebagai visi hidup seorang muslim, amanah sebagai misi, tabligh diartikan sebagai taktik dalam menjalankan hidup, serta fatanahndiartikan sebagai strategi dalam menjalankan hidup,.
Ia melihat bawah setiap pemilu/pilpres nasib umat Islam sangat memilukan. Sekadar sebagai mangsa bagi siapapun yang ingin menelan dan memangsanya, dengan dibeli harga dunia semua berantakan.
"Semua bisa terjadi ketika umat Islam sedang terserang wabah mematikan penyakit wahn (takut mati dan miskin) semua lunglai tanpa daya," pungkasnya. [] Alfia Purwanti