Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Akad Nikah Itu Ringan Diucapkan, tetapi Konsekuensinya Berat

Minggu, 18 Agustus 2024 | 21:08 WIB Last Updated 2024-08-18T14:08:05Z

Tintasiyasi.ID -- Khadim Ma’had Syaraful Haramain K.H. Hafidz Abdurrahman, M.A. menuturkan bahwa akad nikah itu ringan diucapkan, tetapi konsekuensinya berat, kepada TintaSiyasi.ID.

 

Akad nikah itu ringan diucapkan, tetapi konsekuensinya berat,” rilisnya pada Kamis (15/08/2024) dengan tajuk Jangan Main-Main dengan Pernikahan.

 

Lalu dijelaskan, ketika wali nikah menyatakan, Aku nikahkan dan kawinkan Engkau dengan putriku dengan mas kawin... ‘ Kemudian dijawab, ‘Aku terima nikah dan kawinnya dengan mahar tersebut dibayar tunai.’ Maka, konsekuensi akad itu mengikat kedua belah pihak.

 

“Saat itu, pernikahan telah menjadi mitsaq ghalidha (perjanjian yang berat), dengan segala konsekuensinya. Anak perempuan yang telah dilahirkan, dididik, dan diasuh selama puluhan tahun itu dilepas dan diserahkan kepada laki-laki yang bukan sanak kerabatnya. Di sinilah segala macam perasaan berkecamuk di dalam hati orang tua,” jelasnya serius.

 

“Karena itu, Nabi sampai menitipkan wasiat khusus kepada laki-laki saat haji wadak, yaitu sebaik-baik laki-laki adalah lelaki yang paling baik kepada keluarganya. Al-Qur'an pun memberikan panduan yang tegas, ‘Genggamlah mereka dengan cara yang baik, atau lepaskanlah mereka juga dengan cara yang lain. Janganlah kamu menahan mereka dengan menyakitinya untuk kamu musuhi.’,” kutipnya surah Al-Baqarah ayat 231.

 

Dengannya

 

“Maka, Nabi mengajarkan cara bagaimana agar bisa merawat cinta, yaitu, ‘Engkau hendaknya bermain-main. Dia pun hendaknya bermain-main denganmu,’,” kutipnya.

 

Karena itu, lanjut Kiai Hafidz, Imam Ahmad memberi nasihat kepada kaum lelaki, jika ingin keluarganya bahagia, “Di antaranya, wanita itu suka jika engkau nyatakan cinta secara terang-terangan kepadanya. Bahkan, beliau mengatakan, Jika kamu bakhil (tidak mau menyatakan cinta secara terus terang) kepadanya, maka kamu telah membuat jarak dengannya.”

 

Ia melanjutkan, wanita itu terbuat dari tulang rusuk yang bengkok, maka jangan timpakan kesalahan kepadanya, meski dia bersalah. Apalagi, dibiarkan dia dengan kesalahannya sendiri, maka bimbinglah dia.

 

“Itulah mengapa, pernikahan ini merupakan perjanjian yang paling berat. Tapi, jika beban berat itu dipikul dengan kekuatan spiritual, semata karena melaksanakan perintah Allah, maka beban berat itu menjadi ringan,” tandasnya.[] Titin Hanggasari

Opini

×
Berita Terbaru Update