TintaSiyasi.id -- Soal:
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.
Semoga Allah menerima ketaatan Anda dan setiap tahun Anda dalam kebaikan, syaikhuna.
Saya mencari takhrij hadis ini dan tidak saya temukan takhrij dengan lafal ini … Saya mohon bantuan.
سياتي أقوام يوم القيامة يكون إيمانهم عجبا، يسعى نورهم بين أيديهم وبأيمانهم، فيقال: بشراكم اليوم وسلام عليكم طبتم فادخلوها خالدين، فيغبطهم الملائكة والأنبياء على محبة الله لهم، فيقول الصحابة من هم يا رسول الله؟ قال: ليسوا منا ولا منكم، فأنتم أصحابي وهم أحبائي هؤلاء يأتون بعدكم فيجدون كتاباً عطله الناس وسنةً أماتوها، فيقبلون على الكتاب والسنة ويحيونها ويقرؤونها ويعلمونها للناس فيلاقون في سبيلها من العذاب أشد وأعنف مما لقيتم، إن إيمان أحدهم بأربعين منكم، وشهيد أحدهم بأربعين من شهدائكم، فأنتم تجدون على الحق أعوانا وهم لا يجدون على الحق أعوانا، فيحاطون بالظالمين من كل مكان، وهم في أكناف بيت المقدس وفي هذا الوقت يأتيهم نصر الله وسيكون عز المسلمين على أيديهم، وقال اللهم انصرهم واجعلهم رفقائي على الحوض
(Akan datang kaum-kaum pada Hari Kiamat yang keimanan mereka menakjubkan. Cahaya mereka berjalan di antara tangan dan kaki mereka. Maka dikatakan: “kabar gembira untuk kalian pada hari ini, dan keselamatan atas kalian, bersukacitalah, dan masuklah ke dalamnya sebagai orang yang kekal di dalamnya. Maka para malaikat dan para nabi merasa cemburu atas kecintaan Allah kepada mereka”. Para shahabat bertanya: “siapakah mereka ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “mereka bukan dari kita dan tidak dari kalian. Kalian adalah shahabatku, sementara mereka adalah kekasih-kekasihku, mereka datang setelah kalian lalu mereka mendapati Kitab yang ditelantarkan oleh orang-orang dan sunnah yang dimatikan oleh orang-orang, lalu mereka menerima al-Kitab dan as-Sunnah, mereka hidupkan, baca dan ajarkan kepada orang-orang, dan di jalannya mereka mendapatkan siksaan lebih berat dan lebih keras dari yang kalian dapatkan. Sungguh keimanan salah seorang mereka setara dengan empat puluh dari kalian, dan syahid salah seorang mereka setara dengan empat puluh orang dari syuhada’ kalian. Sebab kalian mendapati para penolong di atas kebenaran sementara mereka tidak mendapati para penolong di atas kebenaran, mereka dikepung oleh orang-orang zalim dari semua tempat, dan mereka ada di sekitar Baitul Maqdis, dan pada waktu itu pertolongan Allah datang kepada mereka dan kemuliaan kaum Muslim akan terwujud melalui tangan mereka”, dan Rasul bersabda, “ya Allah tolonglah dan jadikan mereka orang-orang yang menyertaiku di telaga”).
Semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada Anda.
[Azzam Abu Fara]
Jawab:
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.
1- Berkaitan dengan teks hadis tersebut yang Anda tanyakan, maka kami tidak mendapatinya dengan lafal ini di kitab hadis manapun. Tampak bahwa sebagian lafalnya diambil dari sejumlah hadis lalu digabungkan satu sama lain, dan dengan perbuatan itu dibuat seolah-olah sebagai satu hadis:
a- Padahal hadis-hadis yang diisyaratkan itu adalah hadis-hadis dalam sejumlah bab, bukan riwayat-riwayat yang beragam untuk satu hadis yang sama …
b- Sebagaimana bahwa sebagian hadis-hadis itu di dalamnya ada lafal-lafal yang berdekatan dari apa yang disebutkan di dalam teks yang ditanyakan tetapi bukan lafal itu sendiri..
c- Di dalam teks yang ditanyakan juga ada beberapa makna yang dinyatakan di beberapa hadis tetapi lafal-lafalnya berbeda …
c- Kemudian, hadis-hadis yang dariya diambil sebagian redaksi dan lafal-lafal di teks yang ditanyakan itu merupakan hadis-hadis yang dapat diterima (maqbûl) dan dijadikan hujjah, dan sebagiannya merupakan hadis yang tidak shahih dan tidak dapat dijadikan hujjah …
2- Saya sebutkan sebagian dari hadis-hadis yang dapat diterima dan dijadikan hujjah:
– Imam Ahmad telah meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari Abu Malik al-Asy’ari bahwa Rasulullah SAW ketika telah selesai menunaikan shalat, beliau menghadap kepada orang-orang dan bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ اسْمَعُوا وَاعْقِلُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عِبَاداً لَيْسُوا بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ عَلَى مَجَالِسِهِمْ وَقُرْبِهِمْ مِنْ اللَّهِ» فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْأَعْرَابِ مِنْ قَاصِيَةِ النَّاسِ وَأَلْوَى بِيَدِهِ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ نَاسٌ مِنَ النَّاسِ لَيْسُوا بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ عَلَى مَجَالِسِهِمْ وَقُرْبِهِمْ مِنَ اللَّهِ انْعَتْهُمْ لَنَا يَعْنِي صِفْهُمْ لَنَا، فَسُرَّ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لِسُؤَالِ الْأَعْرَابِيِّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هُمْ نَاسٌ مِنْ أَفْنَاءِ النَّاسِ وَنَوَازِعِ الْقَبَائِلِ لَمْ تَصِلْ بَيْنَهُمْ أَرْحَامٌ مُتَقَارِبَةٌ تَحَابُّوا فِي اللَّهِ وَتَصَافَوْا يَضَعُ اللَّهُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ فَيُجْلِسُهُمْ عَلَيْهَا فَيَجْعَلُ وُجُوهَهُمْ نُوراً وَثِيَابَهُمْ نُوراً يَفْزَعُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَفْزَعُونَ وَهُمْ أَوْلِيَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ»
“Wahai manusia, dengar dan pahamilah, dan ketahuilah bahwa Allah ‘azza wa jalla memiliki hamba-hamba yang mereka bukan nabi dan bukan syuhada’ yang para nabi dan syuhada merasa cemburu terhadap tempat duduk dan kedekatan mereka dari Allah”. Lalu datang seorang laki-laki dari orang arab Badui dari tengah-tengah orang dan melambaikan tangan kepada Nabi SAW dan berkata: “ya nabiyullah, orang itu mereka bukan nabi dan bukan syuhada’ yang dicemburui oleh para nabi dan syuhada atas tempat duduk dan kedekatan mereka dari Allah, jelaskan sifat mereka kepada kami”. Maka wajah Nabi menampakkan kegembiraan karena pertanyaan orang arab Badui itu dan Rasulullah saw bersabda: “mereka adalah orang-orang yang tidak diketahui asal kabilah mereka, mereka tidak dihubungkan oleh kedekatan kekerabatan, mereka saling mencintai karena Allah dan saling bersahabat, Allah menempatkan untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya dan mendudukkan mereka di atasnya, menjadikan wajah-wajah mereka laksana cahaya dan pakaian mereka laksana cahaya, orang-orang pada Hari Kiamat terkejut sementara mereka tidak terkejut, dan mereka adalah wali-wali Allah yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan mereka tidak pula bersedih”.
– Imam Muslim telah meriwayatkan di Shahîh-nya dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW datang ke tempat penguburan, beliau bersabda:
«السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا» قَالُوا: أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ» فَقَالُوا: كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: «أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلاً لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرّاً مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقاً سُحْقاً»
“Keselamatan untuk kalian negeri kaum Mukmin, dan sungguh kami insya’allah menyusul kalian dan aku hampir-hampir melihat saudara-saudaraku”. Mereka berkata: “bukankah kami saudara-saudaramu ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “kalian shahabat-shahabatku sementara saudara-saudaraku belum datang sama sekali”. Mereka berkata: “bagaimana engkau mengenal orang dari umatmu yang belum ada ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “bagaimana pendapatmu, seandainya seorang laki-laki, ia memiliki sekumpulan kuda yang di antaranya seekor kuda hitam legam tidak bercampur dengan warna lainya, bukankah dia mengetahui kudanya?” Mereka mengatakan: “benar ya Rasulullah”. Beliau bersabda: “sesungguhnya mereka datang bersinar wajahnya karena wudhu dan aku memimpin mereka masuk ke telaga, ketahuilah sungguh laki-laki tidak diusir dari telagaku sebagaimana onta yang tidak ada penggembalanya diusir, aku menyeru mereka “ayo kemarilah”, lalu dikatakan “sesungguhnya mereka mengubah sesudahmu” maka aku katakan: “menjauh menjauh”.
– Imam Muslim telah meriwayatkan di Shahîh-nya dari ‘Uqbah, ia berkata: “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
«لَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ».
“Senantiasa ada sekelompok dari umatku, mereka berperang di atas perintah Allah menang terhadap musuh mereka, orang yang menyelisihi mereka tidak membahayakan mereka, sampai Hari Kiamat datang kepada mereka dan mereka di atas yang demikian itu”.
– Imam Ahmad telah meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari al-Bara’ bin ‘Azib bahwa Nabi SAW merajam seorang Yahudi dan beliau bersabda:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ أَنِّي أَوَّلُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً قَدْ أَمَاتُوهَا»
“Ya Allah saya mempersaksikan kepada-Mu sesungguhnya aku orang pertama yang menghidupkan sunah yang telah mereka matikan”.
– Imam Ahmad telah meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari Abu Umamah, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
«لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ»
“Senantiasa ada kelompok dari umatku yang menang di atas kebenaran atas musuh mereka, orang yang menyelisihi mereka tidak membahayakan mereka kecuali apa yang menimpa mereka berupa kesulitan hidup sampai datang kepada mereka ketentuan Allah dan mereka demikian” Mereka berkata: “ya Rasulullah dan mereka di mana?” Beliau bersabda: “Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis”.
– Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Umayyah asy-Sya’bani, ia berkata: “aku datang kepada Abu Tsa’labah al-Khusyani dan aku katakan: “bagaimana yang kamu perbuat dengan ayat ini?” Dia berkata: “Ayat yang mana?” Aku katakan: “firman Allah SWT:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk” (TQS al-Maidah [5]: 105).
Dia berkata: “demi Allah, engkau telah bertanya tentangnya kepada ahli, aku bertanya tentangnya kepada Rasulullah SAW maka beliau bersabda:
«بَلِ ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحّاً مُطَاعاً وَهَوًى مُتَّبَعاً وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعِ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّاماً الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلاً يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ: وَزَادَنِي غَيْرُ عُتْبَةَ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنَّا أَوْ مِنْهُمْ؟ قَالَ: «بَلْ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ»
“Tetapi perintahkanlah yang makruf dan cegahlah yang mungkar sampai jika engkau melihat kekirian yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dunia yang diutamakan dan tiap orang yang punya pendapat takjub dengan pendapatnya, maka kamu harus memperhatikan dirimu sendiri dan tinggalkan orang awam di belakang kalian, hari-hari kesabaran di tengah mereka semisal memegang bara api, untuk orang yang beramal di tengah mereka semisal pahala lima puluh orang yang beramal semisal amal kalian”. Abdullah bin al-Mubarak berkata: “dan selain ‘Utbah menambahkan kepadaku, “dikatakan: “ya Rasululalh pahala lima puluh orang dari kami atau dari mereka?” Beliau bersabda: “tetapi pahala lima puluh orang dari kalian”.
Abu Isa berkata: “ini adalah hadis hasan gharib”.
3- Hadis-hadis yang disebutkan di atas adalah hadis-hadis yang dapat diterima dan dijadikan hujjah. Tetapi juga dinyatakan hadis-hadis yang di dalamnya ada persoalan. Hadis-hadis itu memuat lafal-lafal dan redaksi-redaksi yang mirip sebagian dengan sebaian yang lain, dengan apa yang ada di teks yang ditanyakan. Dan saya sebutkan sebagian darinya untuk menjelaskan bahwa teks yang ditanyakan itu telah disusun dari sejumlah hadis-hadis yang shahih dan tidak shahih:
– Dinyatakan di al-Ibânah al-Kubrâ li Ibni Baththah, Rasulullah SAW bersabda:
«رحمة الله على خلفائي»، قالوا: من خلفاؤك؟ قال: «الذين يحيون سنتي، ويعلمونها عباد الله»
“Rahmat Allah terhadap para penggantiku”. Mereka berkata: “siapakah para penggantimu?” Beliau bersabda: “orang-orang yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah”.
Dinyatakan di Musnad Syihab al-Qudha’iy dari Katsir bin Abdullah al-Muzani dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata; “Rasulullah SAW bersabda:
«إن الدين بدأ غريبا، وسيعود كما بدأ غريبا، فطوبى للغرباء»، فقيل: يا رسول الله من الغرباء؟ قال: «الذين يحيون سنتي ويعلمونها عباد الله»
“Sesungguhnya agama ini berawal terasing dan akan kembali seperti awalnya terasing maka bergembiralah orang-orang yang terasing”. Dikatakan: “ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang terasing?” Beliau bersabda: “orang-orang yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah”.
Dinyatakan di Jâmi’u al-Ahâdîts:
[… اللهم ارحم خلفائي الذين يأتون من بعدي يروون أحاديثي وسنتي ويعلمونها الناس
“Ya Allah rahmatilah para penggantiku, orang-orang yang datang sesudahku mereka meriwayatkan hadis-hadisku dan sunnahku dan mengajarkannya kepada orang-orang”.
(Ath-Thabarani di al-Awsath, ar-Ramahurmuzi di al-Muhaddits al-Fâshil, al-Khathib di Syarfu Ashhâbi al-Hadîts, Ibnu an-Najar dari Ibnu Abbas dari Ali. Ath-Thabarani berkata; “Ahamd bin Isa Abu Thahir al-‘Alawi menyendiri. Ia berkata di al-Mîzân: “ad-Daraquthni berkata: “dia pendusta, dan hadis tersebut batil”. Dan di dalam al-Lisân disebutkan oleh Ibnu Abiy Hatim dan dia tidak menyebutkan jarh (penilaian cacat) dan tidak pula ta’dil (penilaian adil)). Dikeluarkan oleh ath-Thabarani di al-Awsath (6/77 nomor 5846). Al-Haytsami (1/126) berkata: “ di dalamnya ada perawi Ahmad bin Isa al-Hasyimi, ad-Daraquthni berkata: “dia pendusta”. Dan ar-Ramahurmuzi di al-Muhaddits al-Fâshil (1/163). Juga dikeluarkan oleh ad-Daylami (1/479 nomor 1960). Adz-Dzahabi mengatakannya di al-Mîzân (1/270 tarjamah 508) dan disepakati oleh al-Hafizh di al-Lisân (1/241 tarjamah 756) keduanya pada tarjamah Ahmad bin Isa al-Hasyimi. Ad-Daraquthni berkata: “dia pendusta”].
– Dinyatakan di Kanzu al-‘Umâl dari Anas, ia berkata; “Rasulullah saw bersabda:
«متى ألقى أصحابي؟ متى ألقى أحبابي؟»، فقال بعض الصحابة: أوليس نحن أحباؤك؟ قال: «أنتم أصحابي، ولكن أحبابي قوم لم يروني وآمنوا بي أنا إليهم بالأشواق»
“Kapan aku bertemu shahabat-shahabatku? Kapan aku bertemu kekasih-kekasihku?” Maka sebagian shahabat berkata: “bukankah kami kekasihmu?” Beliau bersabda: “kalian shahabatku tetapi kekasihku adalah kaum yang mereka tidak melihatku tetapi beriman kepadaku, aku sangat rindu kepada mereka” (Abu asy-Syaikh di ats-Tsawâb).
Dinyatakan di al-Firdaws bi Ma`tsûri al-Khithâb karya ad-Daylami dari Anas bin Malik:
«مَتى ألْقى أَصْحَابِي مَتى ألْقى أحبابي» فَقَالَ بعض الصَّحَابَة: أوليس نَحن أحبابك قَالَ: «أَنْتُم أَصْحَابِي غير أَن أحبابي قوم لم يروني وآمنوا بِي أَنا إِلَيْهِم بالأشواق»
“Kapan aku bertemu shahabat-shahabatku? Kapan aku bertemu kekasih-kekasihku?” Maka sebagian shahabat berkata: “bukankah kami kekasihmu?” Beliau bersabda: “kalian shahabatku hanya saja kekasihku adalah kaum yang mereka tidak melihatku tetapi beriman kepadaku, aku sangat rindu kepada mereka”
Al-Qusyairiy menyebutkan di ar-Risâlah dengan sanad; Ali bin Ahmad al-Ihwaziy rahimahullah telah memberitahu kami, ia berkata: “Ahmad bi Ubaid al-Bashriy telah memberitahu kami, ia berkata: “Yahya bin Muhammad al-Jiyani telah menceritakan kepadaku, ia berkata: “Utsman bin Abdullah al-Qurasyi telah menceritakan kepada kami dari Nu’aim bin Salim dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
«متى ألقى أحبابي؟» فقال أصحابه: بأبينا أنت وأمنا أولسنا أحبابك؟ فقال: «أنتم أصحابي، أحبابي: قوم لم يروني، وآمنوا بي، وأنا إليهم بالأشواق أكثر»
“Kapan aku bertemu kekasihku?” Para shahabat beliau berkata: “dengan siapapun dari kami, dan kami beriman, bukankah kami kekasihmu?” Beliau bersabda: “kalian shahabatku, kekasihku adalah kaum yang mereka tidak melihatku tetapi mereka beriman kepadaku dan aku sangat rindu kepada mereka”.
Hadis ini di dalamnya ada perawi-perawi yang dinilai cacat. Sebagian peneliti berkata bahwa itu merupakan hadis mungkar dan didustakan … Artinya bahwa hadis ini bukan termasuk hadis yang dapat diterima yang dapat dijadikan hujjah.
4- Begitulah, menjadi jelas bahwa teks yang ditanyakan bukanlah hadis Nabi saw, tetapi itu merupakan teks yang disusun, dan menurut apa yang tampak diredaksikan oleh person yang tidak jelas, dan di dalamnya dikumpulkan lafal-lafal dan redaksi-redaksi yang ada di dalam hadis-hadis yang berbeda, diantaranya hadis yang dapat diterima dan dijadikan hujjah dan di antaranya tidak dapat diterima dan tidak dapat dijadikan hujjah. Oleh karena itu teks yang ditanyakan ini tidak boleh diriwayatkan dengan sifatnya sebagai hadis dari Rasulullah SAW.
Wallâh a’lam wa ahkam. []
Oleh: Syekh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah
20 Rabi’ul Awwal 1444 H