Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sifat-Sifat Khas Kepribadian Manusia dalam Tinjauan Psikologi Kepribadian

Senin, 15 Juli 2024 | 22:32 WIB Last Updated 2024-07-15T15:32:13Z


Tintasiyasi.ID -- Psikologi kepribadian adalah cabang psikologi yang mempelajari pola pikir, perasaan, dan perilaku individu yang membuat mereka unik. Tinjauan ini mencakup berbagai teori dan model yang mencoba menjelaskan sifat-sifat khas kepribadian manusia. Beberapa sifat utama yang sering dibahas dalam psikologi kepribadian adalah:

1. Big Five (Lima Besar) Traits

Model Lima Besar adalah salah satu teori kepribadian yang paling terkenal dan digunakan luas dalam penelitian. Lima sifat utama dalam model ini adalah:

* Openness to Experience (Keterbukaan terhadap Pengalaman):

o Tinggi: Kreatif, imajinatif, berpikiran terbuka, suka akan hal-hal baru.

o Rendah: Konvensional, praktis, suka rutinitas, kurang suka perubahan.

* Conscientiousness (Kecermatan):

o Tinggi: Terorganisir, teliti, bertanggung jawab, tekun.

o Rendah: Impulsif, kurang terorganisir, tidak terlalu bertanggung jawab.

* Extraversion (Ekstraversi):

o Tinggi: Sosial, energetik, suka berbicara, dominan.

o Rendah: Pemalu, pendiam, lebih suka sendiri, tenang.

* Agreeableness (Kesepakatan):

o Tinggi: Ramah, kooperatif, empatik, baik hati.

o Rendah: Kritis, kompetitif, egois, cenderung kurang empatik.

* Neuroticism (Neurotisisme):

o Tinggi: Cemas, mudah marah, mudah stres, emosional.

o Rendah: Tenang, stabil secara emosional, jarang cemas, rileks.

 

2. Temperamen

Temperamen adalah aspek kepribadian yang lebih bersifat biologis dan genetik. Ada beberapa teori tentang temperamen, namun yang paling dikenal adalah:

* Sanguine: ekstraversi, optimis, penuh energi, suka bersosialisasi.

* Koleris: dominan, tegas, cepat marah, suka mengambil keputusan.

* Melankolis: penuh perasaan, analitis, cenderung murung, perfeksionis.

* Plegmatis: tenang, penyabar, tidak suka konflik, kurang ekspresif.

 

3. MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

MBTI adalah model yang mengkategorikan kepribadian berdasarkan empat dimensi:

* Ekstrover (E) vs. Introver (I):

o Ekstrover: mendapatkan energi dari interaksi sosial.

o Introver: mendapatkan energi dari refleksi internal.

* Sensing (S) vs. Intuition (N):

o Sensing: fokus pada fakta dan detail.

o Intuition: fokus pada gambaran besar dan kemungkinan.

* Thinking (T) vs. Feeling (F):

o Thinking: membuat keputusan berdasarkan logika dan analisis.

o Feeling: membuat keputusan berdasarkan nilai dan perasaan.

* Judging (J) vs. Perceiving (P):

o Judging: lebih terstruktur dan terorganisir.

o Perceiving: lebih fleksibel dan spontan.

 

4. Teori Psikoanalitik (Sigmund Freud)

Freud mengemukakan bahwa kepribadian terdiri dari tiga komponen utama:

* Id: bagian dari kepribadian yang berisi dorongan dasar dan naluri primitif.

* Ego: bagian dari kepribadian yang bertindak sebagai penengah antara id dan realitas.

* Superego: bagian dari kepribadian yang berisi nilai-nilai moral dan etika.

 

5. Teori Humanistik (Carl Rogers dan Abraham Maslow)

Teori humanistik menekankan pada pertumbuhan pribadi dan aktualisasi diri:

* Self Actualization (Maslow): proses mencapai potensi penuh dan memenuhi kebutuhan tertinggi dalam hierarki kebutuhan.

* Self Concept (Rogers): pandangan individu tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka berusaha menjadi diri mereka yang sebenarnya.

 

6. Trait Theory (Gordon Allport)

Allport membedakan antara:

* Cardinal traits: sifat-sifat yang sangat dominan dan mengarahkan sebagian besar perilaku individu.

* Central traits: sifat-sifat umum yang membentuk kepribadian dasar seseorang.

* Secondary traits: sifat-sifat yang lebih situasional dan kurang konsisten.

 

7. Behaviorist Theory (B.F. Skinner)

Behaviorisme menekankan bahwa kepribadian adalah hasil dari pembelajaran dan pengondisian:

* Penguatan positif dan negatif: perilaku dipelajari melalui penguatan dan hukuman.

* Pengamatan dan peniruan: perilaku dipelajari melalui mengamati dan meniru orang lain.

 

8. Social Cognitive Theory (Albert Bandura)

Bandura menekankan pada interaksi antara faktor personal, lingkungan, dan perilaku:

* Self efficacy: keyakinan individu pada kemampuan mereka untuk mencapai tujuan tertentu.

* Reciprocal determinism: interaksi timbal balik antara individu, perilaku mereka, dan lingkungan mereka.

 

Setiap teori dan model kepribadian ini menawarkan wawasan yang unik tentang sifat-sifat khas manusia, dan memahami mereka dapat membantu kita lebih memahami diri sendiri dan orang lain.

 

Perkembangan Individu dalam Psikologi Pendidikan

 

Dalam psikologi pendidikan, perkembangan individu adalah proses yang melibatkan perubahan dan pertumbuhan yang terjadi sepanjang kehidupan seseorang. Perkembangan ini mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, dan fisik, dan memiliki implikasi yang signifikan terhadap pembelajaran dan pendidikan. Beberapa teori dan konsep utama yang terkait dengan perkembangan individu dalam psikologi pendidikan meliputi:

 

1. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Jean Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang dilalui anak-anak:

* Tahap Sensorimotor (0-2 tahun):

o Anak belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan menggunakan pancaindra dan gerakan tubuh.

o Perkembangan konsep objek permanen, di mana anak menyadari bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat.

* Tahap Praoperasional (2-7 tahun):

o Anak mulai menggunakan bahasa dan berpikir simbolis.

o Anak memiliki pemikiran egosentris dan kesulitan melihat sudut pandang orang lain.

* Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun):

o Anak mulai berpikir logis tentang objek konkret.

o Anak memahami konsep konservasi (bahwa kuantitas tidak berubah meskipun bentuk berubah).

* Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas):

o Anak mulai berpikir abstrak dan hipotetis.

o Anak dapat merencanakan dan berpikir secara sistematis tentang masalah yang kompleks.

 

2. Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson

Erik Erikson mengemukakan delapan tahap perkembangan psikososial yang mencakup seluruh rentang kehidupan:

* Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-1 tahun): membangun rasa aman dan kepercayaan melalui hubungan dengan pengasuh.

* Kemandirian vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 tahun): mengembangkan kemandirian dan kontrol diri.

* Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-6 tahun): mulai mengambil inisiatif dalam bermain dan aktivitas lainnya.

* Kerajinan vs Rasa Rendah Diri (6-12 tahun): mengembangkan keterampilan dan kompetensi di sekolah dan aktivitas lainnya.

* Identitas vs Kebingungan Identitas (12-18 tahun): mencari identitas pribadi dan peran dalam masyarakat.

* Keintiman vs Isolasi (dewasa muda): membangun hubungan yang erat dan penuh komitmen.

* Generativitas vs Stagnasi (dewasa tengah): mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap generasi berikutnya.

* Integritas vs. Keputusasaan (usia lanjut): merefleksikan kehidupan dan menemukan makna.

 

3. Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Albert Bandura menekankan pentingnya pembelajaran melalui observasi dan imitasi:

* Pembelajaran observasional: individu belajar dengan mengamati perilaku orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut.

* Modeling: guru dan orang tua dapat berfungsi sebagai model yang memberikan contoh perilaku yang diinginkan.

* Self efficacy: keyakinan individu pada kemampuan mereka untuk berhasil dalam tugas tertentu sangat mempengaruhi motivasi dan prestasi mereka.

 

4. Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg mengembangkan teori tentang perkembangan moral yang terdiri dari tiga tingkat utama dengan dua tahap di setiap tingkat:

* Tingkat Pra-Konvensional:

o Tahap 1: orientasi kepatuhan dan hukuman.

o Tahap 2: orientasi pasar (hedonisme instrumental).

* Tingkat Konvensional:

o Tahap 3: orientasi anak baik.

o Tahap 4: orientasi hukum dan ketertiban.

* Tingkat Pascakonvensional:

o Tahap 5: orientasi kontrak sosial.

o Tahap 6: orientasi prinsip etika universal.

 

5. Teori Konstruktivisme Lev Vygotsky

Lev Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif:

* Zone of Proximal Development (ZPD): rentang tugas yang dapat dilakukan anak dengan bantuan orang lain tetapi belum bisa dilakukan sendiri.

* Scaffolding: proses di mana orang dewasa atau teman sebaya memberikan dukungan yang membantu anak belajar dan berkembang dalam ZPD mereka.

* Bahasa dan Pemikiran: Vygotsky percaya bahwa bahasa memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial.

 

6. Teori Multiple Intelligences Howard Gardner

Howard Gardner mengusulkan bahwa ada berbagai jenis kecerdasan yang mempengaruhi cara individu belajar dan berinteraksi dengan dunia:

* Kecerdasan linguistik: kemampuan menggunakan bahasa.

* Kecerdasan logis matematis: kemampuan berpikir logis dan memecahkan masalah matematika.

* Kecerdasan spasial: kemampuan memahami dan memanipulasi ruang dan bentuk.

* Kecerdasan kinestetik jasmani: kemampuan mengkoordinasikan gerakan tubuh.

* Kecerdasan musikal: kemampuan memahami dan menciptakan musik.

* Kecerdasan interpersonal: kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain.

* Kecerdasan intrapersonal: kemampuan memahami diri sendiri.

* Kecerdasan naturalis: kemampuan memahami dan berinteraksi dengan alam.

 

7. Perkembangan Sosioemosional

Aspek perkembangan ini mencakup bagaimana individu memahami diri mereka sendiri dan orang lain, serta bagaimana mereka mengelola emosi dan membangun hubungan sosial:

* Kesadaran diri: mengenali emosi dan nilai-nilai pribadi.

* Pengelolaan diri: mengatur emosi dan perilaku dalam berbagai situasi.

* Kesadaran sosial: memahami perspektif orang lain dan menunjukkan empati.

* Keterampilan relasional: membangun dan memelihara hubungan positif.

* Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: membuat pilihan berdasarkan etika, keamanan, dan kesejahteraan diri dan orang lain.

 

Pemahaman tentang perkembangan individu dalam konteks pendidikan memungkinkan guru dan pendidik untuk merancang strategi pengajaran yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan perkembangan siswa. Dengan demikian, siswa dapat belajar dan berkembang secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan mereka.

 

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si. 

Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Psikologi Pendidikan Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update