TintaSiyasi.id -- Ibnul Qayyim al-Jawziyyah (1292-1350), seorang ulama besar dalam tradisi Islam, menekankan pentingnya zikir (mengingat Allah) dalam kehidupan spiritual seorang Muslim. Menurutnya, zikir memiliki beberapa hakikat dan manfaat yang mendalam, antara lain:
1. Kedekatan dengan Allah: Zikir adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibnul Qayyim menyatakan bahwa dengan mengingat Allah, seorang Muslim dapat merasakan kehadiran dan kedekatan dengan-Nya. Ini menciptakan hubungan yang intim dan pribadi antara hamba dan Tuhannya.
2. Ketenangan Hati: Mengingat Allah membawa ketenangan dan kedamaian hati. Ibnul Qayyim mengutip ayat Al-Qur'an, "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).
Zikir membantu menghilangkan kegelisahan dan kecemasan dari hati seorang Muslim.
3. Perlindungan dari Setan: Zikir adalah perlindungan yang kuat dari godaan dan gangguan setan. Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa setan menjauh dari orang yang banyak berzikir kepada Allah, sehingga ia lebih terlindungi dari godaan yang bisa menyesatkan.
4. Kekuatan Spiritual dan Mental: Zikir memberikan kekuatan dan daya tahan spiritual serta mental. Ibnul Qayyim menyatakan bahwa orang yang banyak berzikir akan memiliki keteguhan hati dan pikiran yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
5. Peningkatan Keimanan: Dengan sering berzikir, keimanan seseorang akan meningkat. Zikir mengingatkan seorang Muslim tentang sifat-sifat Allah, kekuasaan-Nya, dan kasih sayang-Nya yang pada gilirannya memperkuat iman dan keyakinan mereka.
6. Menumbuhkan Rasa Cinta kepada Allah: Zikir adalah cara untuk menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta kepada Allah. Ibnul Qayyim mengajarkan bahwa dengan terus-menerus mengingat Allah, seorang Muslim akan makin mencintai-Nya dan merasakan manisnya iman.
7. Pembersihan Jiwa: Zikir membantu membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk dan dosa. Ibnul Qayyim berpendapat bahwa dengan zikir, hati seorang Muslim menjadi bersih dan lebih dekat kepada fitrah yang suci.
8. Menguatkan Ikatan Sosial: Selain manfaat pribadi, zikir juga memiliki dampak sosial. Ibnul Qayyim menyatakan bahwa komunitas yang banyak berzikir bersama akan memiliki ikatan yang kuat dan harmonis, karena mereka semua terhubung oleh ingatan dan cinta kepada Allah.
Melalui ajarannya, Ibnul Qayyim mengajak umat Islam untuk selalu mengingat Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah, agar mereka dapat merasakan manfaat dan keberkahan dari zikir tersebut.
Allah SWT Berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا هُوَ ٱلَّذِي يُصَلِّي عَلَيۡكُمۡ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمٗا تَحِيَّتُهُمۡ يَوۡمَ يَلۡقَوۡنَهُۥ سَلَٰمٞۚ وَأَعَدَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَرِيمٗا
"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. 43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. 44. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka." (QS. Al-Ahzab (33): 41 ).
Sobat, pada ayat ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.
Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari. Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya, sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.
Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan, sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.
Sobat, Allah menjelaskan bahwa Dia-lah yang memberikan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di hadapan malaikat yang berada di langit. Para malaikat pun memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan. Dia Maha Penyayang kepada seluruh kaum Muslimin di dunia dan akhirat. Di dunia, Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang benar, dan di akhirat, Dia memberi keselamatan bagi mereka dari kegoncangan dan malapetaka yang hebat.
Sobat, jika orang-orang mukmin masuk halaman surga, para malaikat memberi penghormatan kepada mereka dengan ucapan "salam" seperti dalam firman Allah:
"Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu." Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu."
(ar-Ra'd/13: 23-24).
Allah menyediakan pahala bagi mereka di akhirat yang datangnya tanpa diminta terlebih dahulu. Mereka merasakan nikmat dari kelezatan makanan, minuman, pakaian, dan tempat-tempat kediaman di dalam surga yang luas sekali. Kenikmatan surga itu belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, ataupun terlintas dalam hati.
Sobat, Abu Darda', seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal karena kebijaksanaan dan keilmuannya, pernah mengatakan, "Setiap sesuatu mempunyai obat penawar dan penawar hati adalah zikir kepada Allah SWT.". Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya zikir dalam kehidupan seorang Muslim. Beberapa makna mendalam dari pernyataan tersebut antara lain:
1. Zikir sebagai Penyembuh Hati: Zikir kepada Allah adalah cara untuk menyembuhkan hati dari berbagai penyakit batin seperti kegelisahan, kesedihan, kecemasan, dan ketakutan. Mengingat Allah memberikan ketenangan dan kedamaian yang mendalam yang tidak bisa didapatkan dari hal-hal duniawi.
2. Obat untuk Segala Masalah: Dalam konteks spiritual, zikir adalah solusi atau obat untuk semua masalah. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau cobaan, mengingat Allah memberikan kekuatan dan keyakinan bahwa Allah selalu bersama mereka dan akan memberikan jalan keluar.
3. Peningkatan Spiritual: Zikir meningkatkan hubungan spiritual antara hamba dan Allah. Dengan sering mengingat Allah, seseorang akan lebih sadar akan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan.
4. Pembersihan Hati: Zikir membantu membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri hati, kebencian, dan kesombongan. Dengan terus-menerus mengingat Allah, hati menjadi lebih suci dan lebih peka terhadap nilai-nilai kebaikan.
5. Keteguhan Iman: Zikir memperkuat iman dan membuat seseorang lebih teguh dalam keyakinannya. Dalam menghadapi godaan dan tantangan hidup, zikir memberikan kekuatan tambahan untuk tetap berada di jalan yang benar.
6. Ketenangan dan Kedamaian: Zikir membawa ketenangan dan kedamaian batin. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram," (QS. Ar-Ra'd: 28). Ketika hati tenteram, seseorang bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik dan produktif.
Dalam kesimpulannya, pernyataan Abu Darda' ini menggarisbawahi pentingnya zikir dalam kehidupan seorang Muslim. Zikir bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga merupakan kebutuhan spiritual yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental, emosional, dan spiritual seseorang.
Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual
Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo