Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perasaan dan Emosi dalam Pendidikan Islam

Senin, 15 Juli 2024 | 21:05 WIB Last Updated 2024-07-15T14:05:37Z

TintaSiyasi.id -- Dalam pendidikan Islam, perasaan dan emosi dianggap sebagai aspek penting yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik. Islam mengajarkan keseimbangan dalam mengelola perasaan dan emosi untuk mencapai kesejahteraan spiritual, emosional, dan sosial. Berikut adalah penjelasan mengenai perasaan dan emosi dalam pendidikan Islam serta cara pengelolaannya:

1. Pengertian Perasaan dan Emosi dalam Islam

Perasaan dan emosi adalah reaksi psikologis terhadap rangsangan tertentu, baik internal maupun eksternal. Dalam Islam, perasaan dan emosi diakui sebagai bagian alami dari kehidupan manusia yang harus dikelola dengan baik sesuai dengan ajaran agama.

2. Pentingnya Mengelola Perasaan dan Emosi dalam Islam

• Keseimbangan Spiritual: Mengelola perasaan dan emosi dengan baik membantu menjaga keseimbangan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
• Kesejahteraan Emosional: Pengelolaan emosi yang baik berkontribusi pada kesejahteraan emosional dan mental.
• Hubungan Sosial: Perasaan dan emosi yang dikelola dengan baik membantu membangun hubungan sosial yang harmonis dan positif.

3. Jenis-jenis Emosi dalam Islam

• Emosi Positif: Cinta, kasih sayang, syukur, sabar, dan ridha adalah contoh emosi positif yang dianjurkan dalam Islam.
• Emosi Negatif: Marah, iri hati, dengki, dan putus asa adalah contoh emosi negatif yang harus dikendalikan dan dihindari.

4. Cara Mengelola Perasaan dan Emosi dalam Islam
4. A. Pendidikan dan Pembinaan Diri
1. Ilmu Pengetahuan
o Menuntut ilmu dan memahami ajaran Islam membantu dalam mengenali dan mengelola perasaan dan emosi.
o “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama (orang-orang yang berilmu).” (QS. Fathir: 28)

2. Akhlaq yang Baik
o Membentuk akhlaq yang baik melalui pembelajaran dan peneladanan Nabi Muhammad SAW.
o “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

4.B. Ibadah dan Kedekatan dengan Allah
1. Shalat
o Shalat membantu menenangkan hati dan pikiran serta mengendalikan emosi.
o “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

2. Zikir dan Doa
o Berzikir dan berdoa membantu menenangkan jiwa dan mengendalikan perasaan.
o “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

4.C. Keseimbangan dalam Kehidupan

1. Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat
o Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan persiapan untuk akhirat.
o “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi...” (QS. Al-Qasas: 77)

2. Pengelolaan Waktu
o Mengelola waktu dengan baik membantu mengurangi stres dan emosi negatif.
o “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)

4.D. Interaksi Sosial yang Baik

1. Silaturahmi
o Menjalin silaturahmi dan hubungan baik dengan keluarga, teman, dan tetangga.
o “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Menjauhi Perilaku Buruk
o Menjauhi perilaku seperti ghibah (menggunjing), fitnah, dan permusuhan yang dapat merusak hubungan sosial.
o “Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

5. Contoh Pengelolaan Emosi dalam Kehidupan Sehari-hari
• Marah: Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk mengendalikan amarah dengan duduk jika berdiri, berbaring jika duduk, atau berwudhu.
o “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya ia duduk. Jika kemarahan itu hilang (dengan duduk), maka itu yang diharapkan. Jika tidak, maka hendaknya ia berbaring.” (HR. Abu Dawud)

• Sabar: Menghadapi cobaan dengan sabar dan berdoa kepada Allah.
o “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

• Syukur: Selalu bersyukur atas nikmat Allah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
o “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu...” (QS. Ibrahim: 7)

Perasaan dan emosi dalam pendidikan Islam diakui sebagai bagian penting dari kehidupan manusia yang harus dikelola dengan baik. Melalui pendidikan, pembinaan diri, ibadah, keseimbangan hidup, dan interaksi sosial yang baik, seorang Muslim dapat mengelola perasaan dan emosinya sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian, mereka dapat mencapai kesejahteraan spiritual, emosional, dan sosial yang harmonis.

Bagaimana mengelola emosi dan perasaan sehingga menjadi insan yang mulia?

Mengelola emosi dan perasaan adalah aspek penting dalam mencapai kemuliaan sebagai seorang insan dalam pandangan Islam. Islam memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana seorang Muslim harus mengelola emosi dan perasaan untuk menjadi individu yang mulia, yang berakhlak baik, dan yang diridhai oleh Allah SWT. Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola emosi dan perasaan agar menjadi insan yang mulia:

1. Mengendalikan Amarah
• Hadis tentang Amarah: Nabi Muhammad SAW memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya mengendalikan amarah.
o “Janganlah marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)
o "Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya ia duduk. Jika kemarahan itu hilang (dengan duduk), maka itu yang diharapkan. Jika tidak, maka hendaknya ia berbaring." (HR. Abu Dawud)
• Tips Praktis: Ketika merasa marah, cobalah untuk berdiam diri sejenak, mengambil napas dalam-dalam, atau melakukan wudhu untuk menenangkan diri.

2. Melatih Kesabaran
• Kesabaran dalam Al-Qur'an: Kesabaran adalah sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan.
o “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
o “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
• Tips Praktis: Ketika menghadapi cobaan, ingatlah bahwa semua ujian adalah bentuk kasih sayang Allah dan cara untuk meningkatkan derajat kita di hadapan-Nya.

3. Menanamkan Rasa Syukur
• Syukur dalam Al-Qur'an: Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah adalah cara efektif untuk mengelola perasaan dan menjaga hati tetap tenang.
o “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu...” (QS. Ibrahim: 7)
• Tips Praktis: Biasakan untuk selalu mengucapkan "Alhamdulillah" dalam setiap keadaan, baik senang maupun susah, dan ingatkan diri akan nikmat-nikmat kecil yang sering terlewatkan.

4. Memperbanyak Zikir dan Doa
• Zikir Menenangkan Hati: Mengingat Allah melalui dzikir dapat menenangkan hati dan mengendalikan emosi.
o “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
• Tips Praktis: Perbanyak dzikir dan doa dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, mengucapkan "Subhanallah", "Alhamdulillah", dan "Allahu Akbar".

5. Mengikuti Teladan Nabi Muhammad SAW
• Teladan Akhlak Mulia: Nabi Muhammad SAW adalah contoh sempurna dalam mengelola emosi dan perasaan.
o “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...” (QS. Al-Ahzab: 21)
• Tips Praktis: Pelajari dan amalkan sunnah-sunnah Nabi, terutama dalam interaksi sosial, seperti bersikap lembut, sabar, dan penyayang.

6. Menjaga Hubungan Sosial yang Baik
• Silaturahmi dan Hubungan Baik: Menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dapat membantu mengelola emosi negatif.
o “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
• Tips Praktis: Berusahalah untuk selalu berbuat baik kepada orang lain, memaafkan kesalahan mereka, dan berkomunikasi dengan baik.

7. Menghindari Perilaku Negatif
• Menjauhi Ghibah dan Fitnah: Menghindari perilaku negatif seperti ghibah dan fitnah membantu menjaga hati tetap bersih.
o “Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain...” (QS. Al-Hujurat: 12)
• Tips Praktis: Fokuskan pembicaraan pada hal-hal yang positif dan produktif, dan hindari membicarakan keburukan orang lain.

8. Berlatih Kesadaran Diri (Self-Awareness)
• Mengenali Emosi Sendiri: Kesadaran diri membantu kita mengenali dan memahami emosi yang kita rasakan.
o “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
• Tips Praktis: Refleksikan perasaan dan pikiran setiap hari, tuliskan dalam jurnal, dan evaluasi bagaimana respons kita terhadap berbagai situasi.

9. Menjaga Keseimbangan dalam Hidup
• Keseimbangan Dunia dan Akhirat: Islam mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
o “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi...” (QS. Al-Qasas: 77)
• Tips Praktis: Atur waktu dengan baik antara ibadah, pekerjaan, keluarga, dan waktu pribadi untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.

Mengelola emosi dan perasaan dalam Islam adalah kunci untuk menjadi insan yang mulia. Dengan mengikuti ajaran Islam, berpegang pada teladan Nabi Muhammad SAW, dan mempraktikkan langkah-langkah praktis seperti dzikir, doa, dan menjaga hubungan sosial yang baik, kita dapat mengembangkan kontrol diri yang lebih baik dan menjadi individu yang lebih tenang, sabar, dan bersyukur. Melalui pengelolaan emosi yang baik, kita tidak hanya akan mencapai kesejahteraan spiritual dan emosional tetapi juga menjadi pribadi yang lebih dihormati dan dicintai oleh orang lain serta diridhai oleh Allah SWT.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Psikologi Pendidikan Pascasarjana  UIT  Lirboyo 

Opini

×
Berita Terbaru Update