TintaSiyasi.id -- Aksi bela Palestina dilakukan oleh ratusan umat Muslim, dari beberapa ponpes di kecamatan Margahayu. Mereka turun ke jalan menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Aksi ini digelar pada Jum'at (21/06/2024), di depan kantor kecamatan Margahayu. Massa melakukan long march dari Pasawahan hingga Sukamenak, dan mengelilingi sejumlah jalan di Sukamenak Bandung dan berakhir dikantor kecamatan Margahayu, sebelum melakukan aksi di depan kantor Kecamatan Margahayu.
Kepala Desa Sayati Nandar Kusnandar, yang mewakili Kades di kecamatan Margahayu, mengatakan tentang kebiadaban zionis Israel yang sudah 240 hari menyerang Palestina.
Delapan bulan Gaza bersimbah darah, dan sudah ada 200 penyerangan dan pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel, kata Nandar mengutip pernyataan WHO. Nandar menyebutkan, tidak hanya korban jiwa yang berjatuhan, banyak juga warga yang terluka hingga mereka lumpuh, kehilangan kaki, tangan, dan mata. Nandar pun mengajak masyarakat untuk terus membela Palestina dan terus memboikot produk Israel, berjihad di jalan Allah, jihad untuk membantu warga Palestina.
Sejumlah tokoh agama, publik turut menghadiri aksi bela Palestina. Nandar pun meminta kepekaan masyarakat terhadap rakyat Palestina, agar terus mendukung dan mendoakan Palestina, bermunajat kepada Allah SWT, agar menghentikan kezaliman zionis Israel terhadap Palestina.
Aksi-aksi yang dilakukan oleh masyarakat, adalah bentuk empati masyarakat terhadap rakyat Palestina. Sebenarnya masyarakat mengharapkan aksi nyata yang dilakukan oleh negara untuk membantu rakyat Palestina, agar bisa lepas dari cengkraman zionis Israel laknatullah, bukan hanya dengan mengirimkan bantuan logistik saja akan tetapi sejatinya negara mengirimkan pasukan militer agar bisa membantu mengusir penjajah zionis Israel dari tanah Palestina.
Aksi-aksi bela Palestina bukan hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi hampir di seluruh negri-negri muslim, mereka menyuarakan dukungan kemerdekaan Palestina, termasuk di negara-negara Barat seperti, Amerika, Inggris, Prancis, Jerman yang notabene pemerintahannya mendukung bahkan yang membidani lahirnya negara zionis Israel. Seperti halnya dukungan seluruh kaum Muslim di negeri-negeri Islam, mereka terus menyuarakan agar dihentikannya genosida terhadap Palestina dan mendukung kemerdekaan atas Palestina, semua itu merupakan aksi nyata yang terbentuk dari kesadaran, bahwa kaum muslim bersaudara bagaikan satu tubuh, yang mana pembelaan terhadap sesama muslim adalah suatu kewajiban.
Akan tetapi aksi-aksi yang dilakukan oleh masyarakat dunia tidak dihiraukan oleh para pemimpin mereka. Padahal seharusnya negara menjadi garda terdepan untuk mengirimkan bantuan militer kepada Palestina. Para penguasa Muslim malah berkhianat dengan mengabaikan apa yang terjadi pada saudaranya, mereka hanya sekedar mengecam tanpa melakukan aksi nyata. Bahkan Arab Saudi beserta produsen minyak lainnya menolak usulan Iran untuk melancarkan embargo minyak ke negara entitas Yahudi itu.
Betapa menyakitkan penghianatan yang mereka lakukan terhadap kaum Muslim. Begitu pun saat rakyat negeri-negeri Muslim dan termasuk di negara-negara kafir memboykot produk entitas Yahudi, akan tetapi pemerintahan nya malah tetap bekerja sama dengan entitas Yahudi.
Sangat miris memang, ketika melihat saudara kita dibantai oleh penjajah zionis Israel, para pemimpin negri-negri muslim hanya sebatas mengecam, paham nasionalisme yang menjadikan para penguasa negri-negri muslim tidak bisa bertindak apa-apa. Seperti halnya di Mesir yang notabene negara terdekat dengan Palestina, atas nama nasionalisme, presiden Mesir membatasi pintu raffah yang menjadi pintu keluar masuk satu-satunya dari dan keluar Gaza. Karena memang negri-negri muslim bekerja sama dalam berbagai hal dengan entitas Yahudi.
Nasionalisme juga telah menyandera para pemimpin negri muslim dan menjadikan antek AS, untuk mengikuti semua perintahnya. Para pemimpin negri muslim, mengabaikan bahwa peperangan zionis Israel dengan Hamas bukanlah peperangan yang berimbang, karena Hamas hanyalah milisi organisasi militer yang independen yang terbentuk dari masyarakat dan tidak didukung oleh negara manapun. Sedangkan militer zionis Israel didukung oleh negara-negara adidaya, bahkan AS memberikan dukungan penuh terhadap zionis Israel. Sungguh peperangan yang tidak berimbang.
Pembebasan Palestina membutuhkan tindakan yang nyata dari sebuah negara. Negara harus mengirimkan tentara militernya untuk membantu Palestina, dan semua itu bisa dilakukan dengan adanya persatuan umat Islam seluruh dunia. Karena dengan bersatunya umat Muslim tentunya memberikan potensi yang sangat besar dari segi kekuatan, niscaya entitas Yahudi dan negara-negara penyokong nya akan terkalahkan.
Ada tiga potensi yang sangat besar dari kaum muslim, yang ditakuti oleh barat. Pertama, potensi demografi dan militernya. Kedua potensi geopolitiknya. Negeri-negeri Muslim menempati selat Gibraltar, Terusan Suez, selat dardanella dan Bosphorus. Semua itu menghubungkan jalur laut hitam ke Mediterania, selat Hormuz di teluk dan selat Malaka di Asia tenggara. Semua itu akan memberikan kekuatan yang besar bila negeri-negeri Muslim bersatu dan akan mampu menyetir perdagangan dunia, inilah yang ditakuti Barat. Ketiga adalah potensi SDA, negri-negri muslim kaya akan SDA yang telah Allah anugrahkan, seperti minyak bumi.Terbukti ketika Arab pada tahun 1973, memberlakukan embargo mampu menghancurkan perekonomian AS. Alhasil solusi untuk membebaskan Palestina adalah dengan jihad dan persatuan umat Islam dibawah naungan khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Wallahu a'lam. []
Oleh: Enung Sopiah
Aktivis Muslimah