TintaSiyasi.com -- Menanggapi kunjungan 5 aktivis Nahdlatul Ulama bertemu presiden Israel, Penulis dan Pengamat Politik Baitul Maqdis Pizaro Gozali Idrus mengatakan, operasi Hasbara sudah menargetkan non state actor bukan lagi level negara.
"Operasi Hasbara sudah menarget non state actor bukan lagi level negara, tetapi yang mereka masif menggarap non state actor," ungkapnya dalam acara Kiprah dan Jejaring Zionis Pesek di Asia Tenggara, di kanal YouTube Institut Muslimah Negarawan, Jumat (19/7/2024).
Ia menilai target sasaran operasi Hasbara yang dilakukan oleh Zionis kakau dilihat periodenya makin lama target yang disasar itu sudah makin mengkerucut sudah tidak lagi operasi Hasbara dalam tanda kutip sebenarnya udah dilakukan sejak Zionis diklaim negara haram dia 1948 sejak itu pula target para pemimpin negara-negara besar termasuk Indonesia.
Kemudian dia melanjutkan, kalau dulu operasi Hasbara menargetkan pemimpin negara, pemimpin parpol, pada tahun 90an sampai 2000 itu sasarannya adalah pemimpin keagamaan.
"Layernya government turun ke non state actor walaupun NU ormas Islam terbesar di dunia dan itu kembali gagal melakukan untuk mewujudkan hubungan diplomatik dengan penjajah, tetapi upaya itu terus dilakukan," ungkapnya.
Kemudian ia menilai, Zionis saat ini mengalami keputusan asaan. "Jadi kalau saya lihat ini semacam ada keputus asaan penjajah dengan menurunnya level kualitas target dia (target operasi Hasbara) hanya pada level anggota saja," paparnya.
Ia mengatakan, ada dua hal mengapa sekarang Zionis menargetkan non state actor dalam operasi Hasbara. Pertama, sudah habis-habisan digempur citra mereka kalah dengan genosida mereka. Kedua, Netanyahu seperti mencari penyelamatan diri karena dalam tekanan internal mereka itu juga kencang.[] Alfia Purwanti