Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Lahirnya Seorang Perdana Menteri yang Mengklaim Dirinya Utusan Tuhan Adalah Buah dari...

Minggu, 21 Juli 2024 | 05:19 WIB Last Updated 2024-07-20T22:20:09Z

TintaSiyasi.id -- Menyikapi fenomena seorang perdana menteri yang mengklaim dirinya sebagai utusan tuhan, Pengamat Politik Internasional Ustazah Iffah Ainur Rochmah mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah buah dari penerapan sistem demokrasi sekuler.

“Lahirnya seorang Perdana Menteri yang mengklaim dirinya sebagai utusan tuhan adalah buah dari penerapan sistem demokrasi sekuler,” ungkapnya dalam Word View: Mengaku Nabi Demi Jabatan Perdana Menteri, Sabtu(13/07/204) di YouTube Muslimah Media Hub.

Ustazah Iffah menjelaskan, fenomena tersebut menyalahi nalar dan bertentangan dengan logika orang waras. Menurutnya, pemimpin yang sangat kontroversial kemudian tiba-tiba menyatakan bahwa dirinya adalah seorang utusan tuhan atau utusan dewa untuk menyelesaikan tujuannya.

“Apa yang dilakukan Narendra Modi selama ini jelas bertentangan dengan ajaran sang pencipta semesta alam. Justru Narendra mempertontonkan sebuah tindakan dan kebijakan diskriminatif dan represif terhadap kalangan media yang menanyakan tentang tujuan yang dikehendaki dewa dengan mengutusnya,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa sistem demokrasi sekuler senantiasa menunjukkan permusuhannya terhadap ajaran Islam dan kaum Muslim. Mereka tidak segan untuk menghilangkan nyawa, menindas kaum muslim.

“Meskipun dalam ajaran yang mereka agung-agungkan mengakui hak asasi untuk beragama dan menjalankan perintah agamanya, tetapi realitasnya justru mereka menindas dan memberangus hak beragama. Mereka melakukan penindasan bukan karena masyarakat melanggar hukum yang merugikan masyarakat lain, tetapi karena kebijakan politik yang buruk terhadap orang muslim yang mempertahankan agamanya,” sebutnya.

Oleh karena itu, ustazah Iffah menyampaikan bahwa hanya dengan sistem Islam yang mampu menormalkan sesuai dengan fitrahnya, memberikan hak kepada manusia untuk beragama dan menjalankan perintah agamanya tanpa mendapatkan ancaman, tekanan dan penindasan.

“Hanya negara berdasarkan Islam yakni Khilafah yang mampu memberikan jaminan bahwa manusia akan memiliki kekuasaan tanpa menjadikan seolah-olah dewa atau utusan Tuhan yang hukum bisa keluar dari mulutnya, atau kebijakan yang bisa dibuat tanpa menimbang benar atau salah, menindas atau menguntungkan manusia,” pungkasnya.[] Mustaqfiroh

Opini

×
Berita Terbaru Update