Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kesehatan Mental Rakyat Terabaikan Akibat Sistem Kapitalisme

Jumat, 19 Juli 2024 | 10:01 WIB Last Updated 2024-07-19T03:01:52Z
Tintasiyasi.id.com -- Dilansir dari cnnindonesia.com pada tanggal (2/7/24) menurut data tinggi angka bunuh diri di Bali menempati posisi paling tinggi di Indonesia.  Apa sebabnya? Menurut data pusat informasi kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri melaporkan bahwa kasus bunuh diri di bali pada tahun kemarin yakni 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide Rate atau angka tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan pada tingkat bunuh diri dibandingkan jumlah penduduk. 

Kasus bunuh diri juga terjadi di provinsi-provinsi lain seperti Yogyakarta (DIY) yang menempati peringkat kedua kasus bunuh diri dengan angka sebesar 1,58. Sementara itu pada peringkat ketiga kasus bunuh diri ditempati oleh provinsi Bengkulu dengan angka sebesar 1,53 angka tingkat bunuh diri. Lalu disusul oleh Aceh yang menempati posisi paling sedikit atau angka tingkat bunuh diri yakni 0,02. 

Melihat paparan berita di atas membuat kita berpikir kembali betapa rusaknya masyarakat pada saat ini dan ekonomi yang sulitnya menjadi faktor utama serta menghalalkan segala cara meraih kehidupan hedon, lingkungan pertemanan yang tidak sehat dan jauh dari agama. 

Hal ini bisa terjadi karena mereka menganggap dengan bunuh diri masalah akan selesai, putus asa, tidak ada teman untuk berbicara atau bercerita dan lain-lain. Namun yang menjadi fokus utama adalah mengapa mental illness (gangguan mental) tersebar luas tanpa adanya pencegahan, penanganan dan solusi. 

Cendekiawan muslim ustadz Ismail Yusanto mengatakan bahwa mentalitas merupakan ketahanan di dalam sebuah penderitaan yakni ketahanan di dalam menghadapi kesulitan saat berusaha untuk menghadapi tantangan. Faktor internal dalam diri seseorang juga mempengaruhi terjadinya mental yang lemah dan akidah yang tidak kuat. 

Hak ini akibat dari di terapkannya sistem sekularisme yang memandang agama terpisah dari lini kehidupan. Paham yang melahirkan sakit mental pada diri masyarakat sehingga mereka berpikir hanya materi saja tanpa melihat lagi dampak yang akan terjadi. 

Negara pun abai dan tidak perduli terhadap permasalahan ini yang semakin luas dan tidak mencari solusi yang hakiki.

Tidak demikian halnya dengan Islam. Islam akan menjaga warga negaranya dari mental illness. Negara Islam akan membuat mekanisme yang bisa mencegah hal tersebut, yaitu dengan membina aqidah umat.

Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab yang berjudul "Nidzamul Islam" menjelaskan bahwa Islam lahir dari suatu mabda yang lahir dari akidah Islam yakni satu-satunya Al-khaliq (maha pencipta) dan Al-mudabbir (maha pengatur) ialah Allah Swt. 

Akidah ini harus dipahami dengan jelas dan kerangka berpikir yang benar agar masyarakat memahami bahwa dia harus taat kepada Allah Swt dengan menjalankan semua syariat-Nya. 

Adapun beberapa contoh dari sifat ketaatan kepada Allah Swt yakni sebagai berikut:

Seseorang bisa bersabar, ikhlas, qana'ah dan istiqomah menerima apapun yang menerpa kehidupan dan ujian yang diberikan oleh sang pencipta.

Allah Swt berfirman sebagai berikut: 

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ 

Artinya: "Untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya_." (QS. Al-Mulk: 2). Dari sepenggal ayat Al-Qur'an ini masyarakat akan memiliki mentalitas yang sangat kuat serta tidak mudah untuk berputus asa karena dia yakin ujian yang dia hadapi tidak membuatnya terjerumus bisikan setan. 

Bahkan pada masa Rasullulah Saw ada contoh seseorang sahabat yakni Bilal bin Rabah yang menerima siksaan dari majikannya Umayyah bin Khalaf ketika mempertahankan keimanannya yang tidak mudah karena ia seorang budak. Begitupun saudagar kaya yang sangat zuhud yakni Abdurrahman bin Auf kekayaan tidak membuat menggelapkan hatinya untuk menerima cahaya Islam. 

Inilah beberapa contoh sahabat yang berhasil memiliki mentalitas yang teguh dan memahami akidah dengan proses berpikir yang benar dan dalam Islam untuk dapat bisa terealisasikan hal tersebut butuh peran negara. 

Dalam negara Islam, sistem pendidikan Islam dirancang untuk mencetak generasi yang berkepribadian Islam bagi seluruh warga negaranya.

Ketika sudah tertancap akidah dengan benar dan proses berpikir yang benar, kondisi ini akan menutup permanen maraknya bunuh diri di kalangan masyarakat. Sungguh indah bukan sistem Islam dalam naungan khilafah.[]

Oleh: Yafi'ah Nurul Salsabila
(Aktivis Dakwah)

Opini

×
Berita Terbaru Update