TintaSiyasi.id -- Sejarah telah mencatat pergelutan antara Islam dan Hindu, kerap kali mewarnai konflik di negara kawasan Asia Selatan. Tidak bisa dimungkiri, konflik agama muncul karena berakar dari sejarah panjangnya kolonialisme Inggris. Pada akhirnya memberikan warna yang sangat kuat, hingga ke generasi seterusnya. Inggris telah melakukan politik belah bambu, menjadikan sentimen Islam dan Hindu untuk diposisikan, sebagai dua kekuatan yang saling berebut kekuasaan.
Perlawanan Islam terhadap kolonialisme di kawasan Asia Selatan, membuat Inggris repot. Sehingga membentuk sekutu dari kalangan ekstrimis Hindu untuk melawan Islam. Islam adalah agama mayoritas, yang mengancam eksistensi Hindu di kawasan Asia Selatan. Begitu pun, kerusuhan di Bangladesh yang merupakan negara bagian dari Kawasan Asia Selatan, yang tidak bisa dipisahkan dari konflik Hindu dan Islam.
Kerusuhan berdarah di Bangladesh terjadi, seiring gelombang aksi yang berlangsung selama beberapa pekan yang lalu. Polisi dan demonstran dilaporkan bentrok di ibu kota Bangladesh, Dhaka dan menelan banyak korban jiwa. Demonstrasi di Bangladesh berawal ketika Pengadilan Tinggi Bangladesh kembali mengeluarkan peraturan terkait kuota CPNS bagi keluarga veteran, 5 Juni 2024 lalu. Melalui UU tersebut, kerabat veteran perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971 mendapat jatah khusus 30 persen pos CPNS. Peraturan ini sebelumnya ditinggalkan pada 2018 karena demonstrasi mahasiswa. Kompas.com (22/07/2024).
Untuk diketahui, pemberlakuan kembali kuota CPNS hanya menguntungkan partai Liga Awami yang berkuasa saat ini. Partai tersebut memimpin gerakan kemerdekaan Bangladesh, dan memiliki basis pemilih yang kuat di kalangan veteran. PM Sheikh Hasina sendiri secara terbuka membela kebijakan kuota tersebut. Menurutnya, para veteran patut dihargai berkat jasa mereka memerdekakan Bangladesh dari Pakistan.
PM Sheikh Hasina, merupakan putri pendiri negara Bangladesh yaitu Mujibur Rahma. Tokoh pendiri partai penguasa Liga Awami, yang sangat ini sedang berkuasa. Merupakan sosok frontal yang ingin memisahkan diri dari Pakistan.
Akhirnya dengan kegigihannya, dia mampu membawa wilayah Pakistan Timur menuju negara Bangladesh saat ini. Partai Liga Awami di bawah Hasina, adalah partai sekuler. Partai ini secara konsisten memerangi orang-orang fundamentalis. Sehingga apa yang terjadi di Bangladesh, adalah gambaran konflik yang ditimbulkan di masa lalu antara Islam dan Hindu. Kebijakan di bawah tangan besi Hasina membawa Bangladesh menjadi negara sekuler yang memusuhi Islam. Hal ini terbukti sebelumnya, pada (6/4/2007), ratusan ribu umat muslim turun di jalanan ibu kota Dhaka mendesak pemerintah menerbitkan undang-undang penistaan agama yang baru. Mereka mendesak agar undang-undang baru itu menyertakan hukuman mati untuk para penghujat Islam. Kompas.com (08/04/2013). Namun, Hasina menolak, dengan alasan Bangladesh merupakan negara demokrasi sekuler yang tidak akan mengambil kebijakan, untuk menjadikan Islam sebagai identitas bangsa.
Kapitalisasime Memusuhi Islam
Apa yang sedang terjadi di Bangladesh adalah gambaran umum kondisi umat Islam saat ini. Islam merupakan mayoritas yang terjajah, oleh sistem sekuler. Sekuler telah melahirkan pandangan hidup, yang akan memusuhi eksistensi agama. Sedangkan Islam, adalah sistem kehidupan yang tidak bisa dilepaskan dari kenyataan hidup, kondisi ini tentu bertentangan dengan paham sekularisme. Masalah yang timbul dari sekulerisme, adalah kezaliman yang menciptakan dominasi akal manusia sebagai landasan hukum. Sekulerisme atau pun sistem kapitalisme, telah memisahkan a4turan manusia dengan Allah Swt. Padahal, sejatinya kapitalisme hanya mengamankan kepentingan oligarki. Yaitu kekuasaan yang hanya berputar diantara orang-orang mereka saja.
Kasus kerusuhan di Bangladesh adalah, bukti buruk diterapkannya sistem kapitalisme yang memang menguntungkan para penguasa. Dalam sejarah panjang peradaban umat manusia, Islam merupakan agama perlawanan bagi kapitalisme. Islam, melahirkan segala bentuk perlawanan sengit, yang telah mengobarkan api semangat untuk mampu melawan kezaliman. Wajar apabila konflik saat ini menjadikan Islam sebagai musuh utama.
Islam, Jalan Menuju Perubahan Hakiki
Diterapkannya sistem kapitalisme atau pun sekulerisme, hanya menambah panjang penderitaan umat manusia. Kapitalisasime telah melahirkan sistem kolonialisme, yang telah merampok kekayaan, dan menjajah aqidah Islam dari pemeluknya. Apa yang tengah dirasakan umat Islam, haruslah menjadi momen untuk kita kembali memperjuangkan identitas kita sebagai muslim. Sebagaimana firman Allah, yang berbunyi :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. [ar-Ra’d/13:11].
Maka dari itu, sudah semestinya sebagai muslim kita harus merujuk kepada Al-Qur'an. Islam adalah, sistem hidup yang mampu mengurai permasalahan manusia. Berbeda dengan kapitalisme, yang lahir dari kepentingan manusia, menyebabkan kesengsaraan bagi siapa pun yang ditindas oleh kepentingannya.
Belajar kepada Rasulallah dan generasi setelahnya, yang telah mencontohkan kita, untuk menerapkan Islam dalam sebuah negara. Maka, sejarah mencatat sepanjang Islam diterapkan, Islam mampu memberikan rasa adil kepada seluruh umat. Setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan, amanah di sisi Allah, atas dasar itu Islam mampu melahirkan pemimpin yang takut kepada Allah. Wallahu' Alam.
Oleh: Anastasia, S.Pd.
Aktivis Muslimah