Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas Hanya Terwujud dalam Sistem Islam

Jumat, 12 Juli 2024 | 05:34 WIB Last Updated 2024-07-11T22:34:29Z

TintaSiyasi.id -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. 

Hal tersebut dikatakannya saat menyampaikan pidato mewakili Presiden RI Joko Widodo pada puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 dengan tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas". Intervensi telah dilakukan terutama pada perempuan. 
(kemenkopmk.go.id, 30/6/2024)

Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem yang diterapkan di negeri ini adalah sistem Sekulerisme Kapitalisme yang tidak mampu menyelesaikan persoalan dari akar masalah. Hal ini dibuktikan dengan berbagai problem serius pada keluarga, seperti tingginya kemiskinan, stunting, KDRT, terjerat pinjol, perceraian dan lain-lain. Semua ini akibat dari banyaknya kebijakan negara yang mengakibatkan masalah pada keluarga, sebagai contoh legalisasi UU Minerba yang membuat para korporat terus-menerus menguasai SDA, padahal swastanisasi ini berakibat kemiskinan struktural di masyarakat. Akibatnya, banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, anak-anak mereka stunting karena orang tua tidak mampu memberi gizi terbaik untuk anaknya, suami-istri juga tidak memahami hak dan kewajiban mereka dalam keluarga, karena mereka sibuk mencari uang demi bertahan hidup, akhirnya banyak terjadi perceraian. 

Tatkala penguasa hanya memberi solusi intervensi sebagaimana yang telah dijelaskan, jelas sekali solusi tersebut tidak sama sekali menyentuh akar persoalan. Di sisi lain, definisi generasi emas yang akan diwujudkan juga tidak jelas, bahkan orientasi duniawi. Jadi, bukan hal yang keliru jika dikatakan peringatan Hari Keluarga hanya sekedar seremonial, karena berbagai hal yang kontradiktif pada kenyataannya. 

Bangunan keluarga ideal sejatinya tidak akan pernah terbentuk dalam sistem Sekularisme Kapitalisme. Konsep keluarga ideal hanya akan ditemukan dalam sistem Islam, sebab hanya sistem Islam saja satu-satunya konsep kehidupan shahih sehingga semua konsep kehidupannya akan benar termasuk konsep berkeluarga.

Sebuah keluarga tentu diawali dari sebuah pernikahan. Dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai bentuk penyempurnaan ibadah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Jika seseorang telah menikah, berarti ia telah menyempurnakan separuh agama. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuh sisanya." (HR. Baihaqi) 

Selain itu, Islam juga menyatakan bahwa akad pernikahan merupakan ikatan yang kuat (mitsaaqan ghaliidzan), hal ini mendorong setiap pasangan untuk berupaya menjaga keutuhan rumah tangganya semaksimal mungkin, sebab akad ini disaksikan pula oleh keluarga dan kerabat, bahkan yang utama dilakukan di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala yang kelak akan meminta pertanggungjawaban atas hal ini. 

Kemudian kehidupan yang dijalankan setelah pernikahan haruslah mampu mewujudkan rasa ketenangan, kenyamanan, serta cinta dan kasih sayang di antara pasangan. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam QS. Ar-Rum ayat 21, bahwa kepemimpinan (qawwam) dalam keluarga berada di tangan suami, tugas ini adalah kewajiban yang Allah berikan kepada laki-laki sebagaimana yang Allah jelaskan dalam QS. An-Nisa ayat 34. Kepemimpinan di sini bukan bermakna diktator, namun kepemimpinan yang membawa kebaikan dan maslahah kedua belah pihak. Makna qawwam juga bisa diartikan "meluruskan", yakni laki-laki bertugas menjaga seluruh kepentingan istrinya baik di dunia maupun akhirat. 

Hal ini juga ditegaskan dalam QS. At-Tahrim ayat 6 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (TQS. at-Tahrim: 6)

Sementara kewajiban seorang istri adalah menjadi al-Umm wa Rabbatul Bayt dan madrasatul ula di keluarga. Konsep ini merupakan pendidikan akidah di dalam keluarga, ketika sama-sama dijalankan oleh suami-istri, bukan hal mustahil bisa melahirkan generasi shalih dan shalihah. Kewajiban nafkah keluarga pun Allah bebankan kepada laki-laki. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 233. 

Inilah konsep-konsep kehidupan suami istri di dalam rumah tangga, sebagaimana yang ditetapkan oleh syariat. Terlihat jelas, orientasi kehidupan keluarga yang dibangun adalah orientasi akhirat, terlihat jelas pula hak dan kewajiban suami istri dalam keluarga, sehingga mereka bisa menikmati kesenangan dunia. Namun, untuk mewujudkan keluarga yang demikian sejatinya membutuhkan support system. 

Dalam Islam, negara diposisikan sebagai raa'in dan junnah untuk membangun kebijakan dalam rangka menyiapkan keluarga tangguh dan melahirkan generasi cemerlang pembangun peradaban mulia. Negara Islam (Daulah Khilafah), akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang menjamin jalur penafkahan berjalan dengan benar dan kesejahteraan masyarakat. Sistem pendidikan Islam juga akan membantu pendidikan akidah bagi generasi di luar pendidikan orang tuanya di rumah. Penerapan sistem pergaulan Islam akan menjaga pergaulan di antara masyarakat tetap bersi, suci dan benar. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Sumariya
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update