TintaSiyasi.id -- Miris, ketua OSIS Fajar Nugroho tewas usai diceburkan oleh teman-temannya dalam rangka memperingati hari kelahirannya.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kalimat itu mungkin pas ditujukan pada ketua OSIS Fajar Nugroho SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Berdasarkan berita yang dikutip dari KOMPAS TV (11/04/2024), kejadian itu bermula ketika Fajar dan teman-temannya melakukan rapat OSIS di sekolah untuk membahas lomba yang akan dilaksanakan pada 25 Juli mendatang. Kegiatan rapat itu bertepatan dengan hari ulang tahun Fajar. Setelah rapat selesai, korban dilumuri tepung oleh teman-temannya, kemudian diceburkan ke dalam kolam taman sedalam 1.75 meter. Saat itu korban yang diduga tidak bisa berenang memegang pralon di atas kolam yang ada kabel listriknya dan tersetrum lalu meninggal dunia. Teman korban yang sempat menolong pun tersetrum namun masih selamat dan hanya luka sedikit.
Sungguh menyedihkan. Jika sudah terjadi seperti ini siapakah yang akan disalahkan? Orang tua korban pasti mengalami duka yang mendalam, melihat anaknya pergi ke sekolah dalam keadaan sehat lalu pulang hanya tinggal jasad.
Merayakan ulang tahun seperti itu sungguh telah menjadi tren di kalangan remaja yang bisa jadi merupakan bentuk eksistensi diri. Di sisi lain, perilaku remaja seringkali spontan tanpa disertai pemikiran yang mendalam. Niat hati ingin menggembirakan teman, namun berakhir dengan kematian.
Generasi saat ini memang benar-benar butuh bimbingan. Banyak dari kalangan kami yang belum faham atas kaidah berpikir dan beramal. Melakukan perbuatan hanya untuk bersenang-senang. Mayoritas dari kami tidak mendapatkan pengajaran pendidikan Islam sebagai ideologi. Agama Islam hanya dijarkan sebagai ibadah ritual semata.
Belum banyak dari kami yang paham bahwa seluruh perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di yaumul hisab kelak. Kalaupun kami paham, lingkungan kami masih mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan unfaedah seperti itu. Tontonan yang disajikan juga menunjukkan bahwa hanya kepuasan materi/jasadiyah yang bisa membawa kepada kebahagiaan. Oleh sebab itu, banyak dari kalangan kami yang perbuatannya belum selaras dengan pemikirannya.
Kami sadar bahwa kami memiliki potensi yang berlimpah dan juga semangat yang membara, namun saat ini belum cukup wadah untuk menuangkan segala sesuatu yang kita miliki. Seringkali kami melakukan perbuatan minim manfaat dan jauh dari produktif.
Kami butuh pendidikan, bimbingan, dan juga dukungan dari mulai keluarga, masyarakat, dan juga negara. Kami membutuhkan aturan yang sempurna untuk diterapkan di tengah-tengah masyarakat sehingga kami tidak lagi menjadi beban umat. Sungguh kami berharap kelak akan berguna bagi umat Muslim satu dunia.
Waallahuta'ala a'lam bis shawab.
Oleh: Shiera Kalisha Tasnim
Generasi Z Peduli Umat (GenZiPU)