TintaSiyasi.id -- Kesehatan mental menjadi topik yang cukup menarik diperbincangkan dikalangan masyarakat, tak heran sebab di waktu yang sama ternyata banyak masyarakat yang mengalami mental illness dibuktikan dengan kasus bunuh diri yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya beberapa kasus berikut dibeberapa wilayah di Indonesia.
Menurut data yang dihimpun CNN Indonesia pada 2 Juni 2024. Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk. Angka tersebut jauh lebih tinggi melampaui provinsi-provinsi lain di Tanah Air.
Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP Prof Ngoerah, Anak Ayu Sri Wahyuni membeberkan 2 faktor penyebab tingkat bunuh diri di Bali paling tinggi di Indonesia, factor biologis dan psikososial. "Penyebab secara biologis karena memang ada kelainan mental pada seseorang seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar. Kemudian, psikososial seperti terbelit utang, terutama saat ini adalah pinjol (pinjaman online)," melansir detik, Kamis (27/6).
Normalnya manusia, secara fitrah seharusnya tidak akan terpikir untuk melukai dirinya atau bunuh diri karena memiliki naluri baqa' untuk eksistensi dan mempertahankan diri. Naluriahnya, setiap manusia akan mengharap keselamatan dan perlindungan bagi dirinya. Tetapi bila akal sudah terpenuhi oleh beban dan tuntutan hidup, alhasil bunuh diri dianggap solusi instan untuk menghentikan penderitaan.
Melansir National Library of Medicine, depresi, skizofrenia, gangguan mental, selain disebabkan oleh faktor genetika, sebagian besar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sehingga terbukti tragedi yang terjadi hingga hari ini disebabkan oleh lingkungan dan sistem kehidupan yang tidak aman, banyak sekali kerusakan yang memicu lemahnya kesehatan mental masyarakat seperti perundungan, ekonomi sulit, pinjaman online, dsb.
Inilah keniscayaan yang terjadi dalam lingkungan dan kehidupan sistem kapitalisme, segala kebutuhan dan standar kebahagiaan didasarkan pada materi. Kesenjangan sosial ekonomi, mental illness tidak dapat dihindarkan sebab tak ada jaminan kesejahteraan dari negara untuk setiap individu.
Bagi masyarakat menengah kebawah, hajat hidup menjadi tuntutan yang berat sebab mahalnya biaya tempat tinggal, sekolah, kesehatan dan berbagai biaya yang harus dikeluarkan akibat komersialisasi layanan yang sebenarnya bisa didapat masyarakat secara gratis atau terjangkau ini makin menambah berat persoalan kehidupan.
Dalam sistem pemerintahan islam, negara diwajibkan menjadi ra'in (pemimpin) yang akan mengurus rakyat serta memberikan kehidupan terbaik melalui terwujudnya sistem islam. Penerapan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) oleh negara akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan penjagaan untuk setiap rakyat agar memiliki jiwa raga yang sehat dan kuat.
Negara bertanggung jawab untuk mengatur pembinaan jiwa dan pendidikan akhlak tiap individu berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. Sebab Allah telah menurunkan Al-Qur’an dan mengutus Rasul Muhammad saw. agar umat manusia berakhlak mulia dan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Pembinaan oleh negara ini harus berjalan secara inklusif dan berkelanjutan dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga, kemudian sekolah, dan masyarakat.
Menjadikan akidah Islam sebagai pondasi sehingga menghasilkan manusia yang tangguh dan sabar menghadapi ujian. Sementara itu, jaminan kehidupan yang layak juga akan diberikan negara untuk mengurangi tekanan pada masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang memiliki ketahanan dan kesehatan mental yang kuat. Wallahu a'lam. []
Oleh: Azhar Nasywa
Aktivis Mahasiswa