Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kader NU Berkunjung ke Israel, Pengamat: Karena Pemerintah Tidak Tegas

Rabu, 24 Juli 2024 | 09:14 WIB Last Updated 2024-07-24T02:15:44Z
TintaSiyasi.com -- Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar mengatakan kunjungan lima orang pemuda kader Nahdlatul Ulama (NU) menemui Presiden Israel Isaac Herzog beberapa waktu lalu terjadi disebabkan karena pemerintah tidak tegas.

"Saya kira karena pemerintah kita tidak tegas," ujarnya dalam program Live: Geger!! Kunjungan 5 pemuda NU ke I5r4ell di YouTube UIY Official, Ahad (21/7/2024).

Ia menilai, jika pemerintah punya pijakan dan peraturan yang tegas terhadap zionisme dan Israel, bisa dipastikan lima orang itu tidak akan mungkin pergi ke Israel. 

"Saya kira yang pertama pemerintah harus punya sikap tegas, bukan hanya tegas untuk menyatakan sikap tetapi juga bersikap," ujarnya. 

Menurutnya, ketegasan pemerintah menjadi poin utama dan pertama. Kemudian yang kedua, seharusnya mereka (para akedemisi dan intelektual) punya rasa sadar dan prihatin akan kondisi Palestina. 

"Satu hal yang sangat menyedihkan mereka katanya membawa misi perdamaian dan lain-lain," sesalnya.

Ia sungguh prihatin, ketika para intelektual Muslim yang mengatasnamakan Islam justru mendatangi dan bermanis muka dengan penjajah kafir bukan untuk mengkritisi. 

"Mana mungkin mereka bisa kritis sementara pesawatnya, transportnya, akomodasinya dibiayai sama Israel. Enggak mungkinlah, mustahil mereka bisa bersikap tegas," cetusnya. 

Ia pun berharap, hal semacam ini tidak terjadi lagi. Sebenarnya, kunjungan tokoh ke Israel bukanlah kali pertama namun sudah sudah terjadi puluhan tahun lamanya. Israel memang menyambut dan menarget tokoh-tokoh muslim Indonesia untuk direkrut menjadi agen-agen politik yang dengan sukarela menjadi perpanjangan tangan dan mulut mereka. 

"Coba bayangkan satu dosen seperti Zainal Maarif pulang dari sana akan bertemu dengan bermacam mahasiswa dan kelas. Dia akan menyampaikan berbagai pernyataan-pernyataan yang bisa jadi itu pro terhadap Israel dan itu sangat mengerikan sekali menurut saya," ucapnya.

Hasbara

Ia mengungkapkan, Israel saat ini memang sedang gencar melakukan pendekatan pendekatan publik dengan berbagai macam cara misalnya melalui pendekatan media, kerjasama dengan LSM, mengundang tokoh-tokoh, pertukaran pelajar, diskusi, memberi beasiswa, mengundang turis berwisata dan sebagainya.

"Dalam istilah diplomasi publik dikenal dengan hasbara, tujuannya yaitu menciptakan opini positif Israel di negara-negara lain," ungkapnya.

Jadi, terang Hasbi, itulah yang dilakukan oleh Israel. Adapun salah satu aktor utama dalam program Hasbara ini adalah kementerian luar negeri dan angkatan bersenjata Israel (IDF).

"Dan tujuan utama untuk saat ini dalam diplomasi publiknya Israel adalah untuk mengcounter opini-opini negatif terhadap Israel secara global dan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan Israel secara global," bebernya. 

Dalam menciptakan opini positif Israel terhadap dunia, tambahnya, selain melalui pendekatan media, Israel juga bekerja sama dengan NGO di berbagai negara salah satunya American Jewish Committee (AJC) yang telah mengundang banyak tokoh Indonesia. Kemudian baru baru ini tokoh yahudi dari AJC sempat hampir menjadi pembicara di Masjid Istiqlal dan kemudian akhirnya batal. 

"Saya buka website ACJ, ternyata bulan Maret yang lalu itu Prof. Nazaruddin Umar pernah berkunjung ke AS dan ikut program intensif (beasiswa kursus intensif Yahudi) selama sekitar beberapa minggu disana dan ini menjadi jalan akhirnya aktivis-aktivis pro Zionis datang ke Indonesia dan berbicara," ungkapnya.

Ia juga melihat, Israel bergerak ke negara-negara lain menggunakan pihak ketiga. Seperti yang dilakukan lima pemuda NU. Karena mustahil apabila pemerintah Israel yang datang langsung ke Indonesia. 

"Pasti akan ditolak, sehingga mereka menggunakan tangan pihak ketiga. Itupun tidak melalui pemerintah Israel langsung. Tetapi melalui lembaga lembaga NGO, LSM yang kira-kira tersamarkan bahwa mereka itu punya afiliasi dengan Israel. Kalau kita tidak jeli, itu kita bisa terperangkap dan akhirnya ikut kesana," jelasnya. 

Menurutnya, modus Israel mengundang tokoh Indonesia biasanya membincangkan topik yang menjadi tren seperti dialog antar agama, harmonisasi agama dan sebagainya. "Dan yang mereka sasar itu bukan masyarakat umum tapi tokoh-tokoh yang punya level atau kemampuan bersuara di depan publik," ucapnya. 

"Dan itu target-target mereka sebenarnya. Mereka mengundang tokoh-tokoh yang punya jabatan/posisi untuk datang ke Israel. untuk kerjasama dengan kelompok pro Israel dan setelah tokoh/Intelektual balik ke Indonesia. mereka akan memfasilitasi tokoh tokoh pro Israel untuk datang ke Indonesia dan berbicara," pungkasnya.[] Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update