TintaSiyasi.com -- Ulama Aswaja, K.H. Rokhmat S. Labib mengungkapkan alasan mengapa tahun pertama umat Islam didasarkan kepada hijrahnya Rasulullah SAW.
"Setelah ditimbang dari berbagai pertimbangan, maka ditetapkan bahwa tahun pertama umat Islam yang merupakan tonggak bagi umat Islam yang sangat penting adalah peristiwa hijrah Rasulullah SAW," ujarnya dalam Muharram Islamic Hardtalk 1446 di kanal YouTube One Ummah TV, Ahad (7/7/2024).
Ia memaparkan, diantara alasan pentingnya adalah saat hijrah terjadi apa yang disebut oleh Sayyidina Umar duhurul Muslimin wa i'jazul Muslimin. Duhurul Islam wa i'jazul Muslimin, kemenangan Islam dan kejayaan serta kemuliaan umat Islam. Hijrah adalah farqot bainal haqqi wal batil yang memisahkan antara haq dan yang batil.
"Memang kalau kita lihat dalam hijrah, betul-betul mengisahkan nasib umat Islam, realitas kondisi umat Islam yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Coba Perhatikan satu kisah yang terjadi pada masa Rasulullah SAW pada saat masih berada di Makkah. Rasulullah, para sahabat mendapatkan penentangan, penindasan, ada bahkan mereka yang disiksa. Bahkan ada mereka yang dibunuh," kisahnya.
Ia melanjutkan, Rasulullah ketika melihat ada sebagian sahabatnya, yaitu keluarga Yasir disiksa oleh kaum Quraisy, beliau hanya berkata kepada mereka, menghibur mereka, memberikan motivasi kepada mereka sobrun ala Yasir fainna Mau'idakumul Jannah, wahai keluarga Yasir bersabarlah karena semua yang dijanjikan kepada kamu adalah surga.
"Beliau tidak bisa memberikan pertolongan, beliau memberikan semangat, memberikan motivasi bukan karena beliau tidak mau menolong. Karena beliau posisinya adalah rakyat biasa tidak punya kekuasaan. Sehingga tidak bisa memberikan pertolongan," lanjutnya.
Ia meyakinkan bahwa begitulah yang terjadi pada kondisi umat Islam pada saat masih sebelum hijrah di Makkah. Tetapi kondisi umat Islam jauh berbeda ketika Rasulullah SAW sudah berada di Madinah setelah hijrah. Dahulu, pernah terjadi peristiwa pelecahan terhadap seorang perempuan Muslimah di pasar komunitas Yahudi Bani Qunaiqo, oleh seorang laki-laki.
"Dengan mengaitkan bajunya ketika dia duduk, lalu kemudian ketika ia berdiri, maka terlihatlah auratnya. Ketika melihat peristiwa itu orang-orang Yahudi bertepuk tangan, mereka tertawa melecehkan si perempuan Muslimah tersebut. Saat itu ada seorang laki-laki Muslim. Melihat peristiwa itu, dia langsung membunuh laki-laki yang melecehkan perempuan itu dan karena berada di pasar Yahudi, si laki-laki itu dikeroyok oleh orang-orang hingga mati," ceritanya.
Berita tersebut telah sampai kepada Rasulullah SAW lanjutnya, dan apa yang beliau lakukan tidak seperti pada saat berada di Mekah. Beliau tidak mendatangi keluarga laki-laki untuk meminta kepada keluarganya untuk bersabar. Beliau segera mengumpulkan kaum Muslimin, memobilisasi mereka dan mengepung benteng Yahudi Bani Qunaiqo selama lima belas hari. Setelah itu, mereka diberikan pilihan. Mereka harus pergi meninggalkan Madinah atau mereka mendapatkan hukuman mati. Akhirnya mereka pergi dari Madinah.
"Itulah, contoh bukti bahwa umat Islam memiliki nasib yang berbeda, kondisi yang berbeda saat berada di Makkah dan Madinah sebelum dan sesudah hijrah. Demikian juga saat berada di Mekah, umat Islam ditindas, umat Islam disiksa tidak bisa melawan, tapi apa yang terjadi pada saat kaum Muslimin paskah hijrah di Madinah?," tanyanya.
Ia menceritakan, kaum kafir datang membawa seribu pasukan dan disambut tiga ratus pasukan kaum Muslimin di medan Badar. Namun, akhirnya mereka bisa dipukul mundur, mereka kalah yang mengakibatkan banyak jatuh korban dipihak kaum kafir
"Datang lagi mereka, disambut pedang di Gunung Uhud terjadi peperangan, mereka mundur kembali. Bahkan, pada saat perang Khandaq, mereka datang dengan sepuluh ribu pasukan. Kaum Muslimin menyambut mereka, menghadang mereka dengan Khandaq dan akhirnya kembali mereka bisa dipukul mundur, bisa dikalahkan.
"Jadi, inilah kondisi umat Islam yang disebut duhurul Islam wa i'jazul Muslimin," pungkasnya.[] Nabila Zidane