Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Harganas, Mampukah Menjadikan Keluarga Berkualitas?

Sabtu, 13 Juli 2024 | 09:41 WIB Last Updated 2024-07-13T02:41:21Z
TintaSiyasi.id -- Pada tanggal 29 Juni 2024 kemarin, Indonesia menggelar perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke-31 dengan tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas." Dalam kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, bahwa keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. Maka dari itu, pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk menyiapkan keluarga Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing.

Lalu ia juga menjelaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan keluarga yang berkualitas dimulai sejak pranata (masa sebelum kehamilan), masa kehamilan, dan masa 1000 hari pertama kehidupan manusia. Intervensi telah dilakukan terutama pada perempuan. Dimulai dari pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri, agar memastikannmereka benar-benar sehat dan kelak setelah menikah siap hamil. (KEMENKOPMK.go.id)

Namun apakah itu semua akan benar-benar mampu menjadikan sebuah keluarga berkualitas? Sebab yang terjadi saat ini peran keluarga justru banyak yang telah tercemari dengan berbagai problematika kehidupan, mulai dari KDRT, perceraian, pembunuhan, pencurian, stunting dan kemiskinan yang mencekam. Semua berawal akibat dari penerapan aturan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri.

Keluarga yang berkualitas tentu sangat memerlukan peranan penting sosok ibu dalam keseharian yang akan mendidik dan mengajarkan nilai-nilai dan norma agama dalam kehidupan. Namun sebagaimana kita lihat, dalam sistem saat ini para ibu justru telah disibukkan untuk berkarir/bekerja di luar rumah. Mereka yang bukan tulang punggung bahkan kini seolah bertukar peran, alhasil anak-anak yang harusnya tumbuh dalam asuhannya justru dibesarkan dengan keadaan lingkungan keluarga yang tidak sehat. 

Solusi yang diberikan oleh pemerintah seolah hanya omongan belakang. Stunting adalah permasalahan yang mendasar, hal ini bukan masalah tikak tercukupinya gizi, namun kemiskinan struktural yang mengakibatkan masyarakat tidak mampu untuk memenuhi gizi yang cukup. Jangankan gizi, bahkan banyak rakyat yang masih harus menahan lapar karena tidak memiliki bahan makanan untuk dimasak.

Maka yang menjadi pertanyaan adalah akankah perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini mampu menjadikan keluarga berkualitas? Atau ini hanya akan menjadi seremonial belaka yang berulang setiap tahun tanpa ada progres pada masyarakat. Apalagi tema keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas itu sendiri masih sangat kental dengan tujuan duniawi semata. Pemerintah hanya mentargetkan agar para generasi mampu menghasilkan dan menguntungkan negara yang berujung hanya cuan. 

Ini berbeda sekali ketika Islam yang menargetkan keluarga berkualitas. Dalam pandangan Islam, keluarga yang berkualitas adalah sebuah keluarga yang pada individu keluarga ditanamkan landasan akidah islam. Dalam Islam tujuan kehidupan bukan sekadar urusan dunia semata, melainkan sampai akhirat kelak.

Maka kesuksesan dalam Islam ketika setiap individu yang ada pada suatu negeri bisa menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari Allah swt.. Dengan ketaqwaan individu mereka akan terjaga dari perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kemudian mereka akan mampu bersaing dan memajukan negeri. Hal ini akan mudah terwujud dalam negara yang menerapkan sistem Islam kafah. Karena dalam negara Islam akan benar-benar memasilitasi para pemuda sehingga bisa bersaing dengan negara lain.

Yang paling utama, negara Islam akan memastikan bahwa fitrah sebuah keluarga bisa berjalan dengan lurus, yakni dengan memastikan terpenuhinya segala kebutuhan dengan memberikan lapangan pekerjaan yang memadai dan gaji yang mencukupi bagi kepala keluarga. Selain itu negara Islam akan memastikan harga bahan pokok yang stabil dengan kapasitas yang cukup. Peran ibu sebagai madrasah pertama juga akan terealisasi, karena tidak ada alasan yang memaksa mereka sibuk diluar rumah, meskipun sejatinya Islam tidak melarang wanita bekerja diluar rumah (mubah).

Pemerintahan Islam akan memastikan para pemuda mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan biaya yang murah/gratis. Dan Islam akan menjaga lingkungan masyarakat dari hal-hal yang akan merusak generasi, seperti hiburan, pergaulan dan media, semua akan dipantau oleh pemerintah.

Dengan demikian menjadi hal yang mungkin akan lahir di negeri ini para pemuda seperti Shalahuddin Al-ayubi, Khalid bin Walid, Muhammad al-Fatih, Saad bin Abi waqash, Zubair bin awwam, imam Syafi'i dan lainnya.
Wallahualam Bissawab

Oleh: Agus Susanti
Aktivis Muslimah Serdang Bedagai

Opini

×
Berita Terbaru Update