Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hanafi Rais: Mundur dari Parpol maupun Parlemen Adalah Konsekuensi Akidah

Senin, 15 Juli 2024 | 10:06 WIB Last Updated 2024-07-15T03:06:39Z

Tintasiyasi.ID -- Pemerhati Politik yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR-RI H. Ahmad Hanafi Rais, S.I.P., M.P.P. mengungkapkan bahwa kemundurannya dari partai politik maupun parlemen adalah konsekuensi akidah.

 

"Saya mundur itu adalah konsekuensi akidah. Bukan berarti mundur dari politik (adalah) apolitik," tegasnya dalam acara Bincang Hangat Focus Spesial dengan tema Hijrah dan Politik, Ahad (30/07/2024) di YouTube UIY Official.

 

Ia mengutip perkataan Imam Al Ghazali, yang saat itu disampaikan dari seorang guru tentang kekuasan dan agama seperti saudara kembar. "Berada dalam kekuasaan itu untuk agama," katanya.

 

Sejak saat itu, ia memiliki banyak pertanyaan yang membuatnys gelisah dan berpikir apa yang bisa diperbuat dengan kekuasaan itu untuk agamanya.

 

"Keputusan politik maslahatnya sangat luas, jika salah madaratnya juga sangat luas," tuturnya.

 

Hingga akhirnya kegelisahanya mulai terjawab saat mengikuti kajian Akidah for Couple di Pondok Indah (Ngefast).

 

Islam itu sudah mengatur bangun tidur, bangun rumah tangga, bangun bisnis, bangun negara. Untuk bangun negara dan mengatur urusan politik itu harus sesuai syariat Islam," tuturnya yang merasa mendapatkan gambaran akidah Islam yang komprehensif dan memuaskan akal.

 

Ia merasa apa yang ia lakukan baik di partai maupun di parlemen saat itu yang menurutnya benar, ternyata tidak benar di hadapan Allah Swt.

 

"Saya merasa apa yang saya lakukan baik di partai maupun di parlemen saat itu yang menurut saya benar, ternyata tidak benar di hadapan Allah Swt. Allah sudah punya hukum sendiri yang pasti benar," kenangnya.

 

Kemudian ia berkesimpulan bahwa dirinya harus berhukum dengan hukum Allah, menegakkan agama Allah, dan selanjutnya tetap memilih berjuang di dalam (partai dan parlemen) dengan pemahaman yang baru.

 

“Guru saya mengatakan bahwa boleh saja silahkan, tapi apa yang dicari kalau dasarnya bukan Islam, berpolitik bukan dengan sistem Islam apa yang dicari?” ujarnya.

 

"Dengan pemahaman yang baru, saya putuskan mundur dan Insyaallah saya tidak menyesal. Saya bersyukur punya waktu yang lebih banyak untuk belajar lebih dan lama tentang Islam,” tutupnya.[] Lilis

Opini

×
Berita Terbaru Update