TintaSiyasi.id -- Sumbawa Barat negeri di ujung Indonesia pemilik tambang emas terbesar di Indonesia akhirnya selesai membangun pabrik pengolahan emas terbesar di tanah air. Inilah smelter pengolahan emas yang tercepat yang pernah dibangun di negara ini setelah penantian yang panjang atas amanat UU Minerba.
Daerah dengan penduduk +/- 100 ribu jiwa ini akan menjadi kontributor penting sektor industri terhadap perekonoian nasional. Bukan hanya itu juga akan menjadi kunci dalam pembangunan sektor keuangan. Bayangkan di sudut terpencil ini berdiri Perusahaan tambang emas raksasa dengan nilai kapitalisasi pasar 800 triliun rupiah. Jika nanti smelter akan menghasilkan bergudang gudang emas batangan maka itu akan menjadi kunci bagi sistem moneter Indonesia ke depan.
Presiden Jokowi beberapa waktu lalu telah meresmikan smelter emas ini, karena merupakan salah satu proyek strategis nasional, proyek hilirisasi sumber daya alam, tonggak penting dalam membangun kembali Industri nasional. Lembaga keuangan nasional dan bank BUMN juga mengambil bagian dalam proyek strategis ini. Tahun 2025 nanti akan mulai memproduksi emas batangan, tepat di tahun Pertama pemerintahan Prabowo Gibran.
Proyek dengan nilai investasi sebesar 1,6 miliar dolar atau senilai 25 triliun rupiah adalah salah satu investasi besar yang diharapkan akan menjadi keuntungan besar bagi Indonesia. Smelter akan memproduksi emas batangan 1 jutaan onz dan berbagai produk turunan yang bernilai ekonomi tinggi untuk ekspor.
Sukses Story bagi Daerah Tambang
Membangun smelter di daerah dimana pertambangan itu berlangsung bukan langkah mudah, apalagi tambang besar dengan smelter yang memerlukan investasi besar. Freeport misalnya tidak membangun smelter di Papua. Namun mengembangkan proyek smelter di Gresik. Ini jelas berbeda dengan smelter Sumbawa Barat tepat di lokasi tambang berlangsung.
Membangun smelter di wilayah tambang itu sendiri jelas akan meningkatkan manfaat keberadaan tambang bagi perekonomian daerah setempat, bagi penyerapan tenaga kerja, bagi penyerapan sumber alam lokal, bagi multifler effect secara ekonomi bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
Satu lagi yang wajib dipikirkan adalah percepatan transisi energi. Karena ini adalah agenda global yang tidak dapat ditunda atau dihentikan. Maka smelterisasi atau hilirisasi akan membuka jalan bagi tumbuh dan berkembangnya energi baru terbaharkan. Mengingat saat ini sulit berkembang karena konsentrasi pembangunan di Pulau Jawa dan kapasitas energi di pulau Jawa terutama listrik sudah over supply, sehingga menutup peluang pengembangan EBT.
Suksesnya pembangunan smelter di Sumbawa Barat harus menjadi contoh bagi daerah lain penghasil emas perak dan tembaga untuk mendapatkan hal ini. Dengan demikian sumber daya alamnya tidak diangkut keluar dalam bentuk bahan mentah tanah dan pasir, namun mereka melihat hasilnya, bergudang gudang emas dan tembaga.
Smelter yang sama harus segera terealisasi di Kalimantan, Sumatera, di Sulawesi, di Maluku. Newmont Halmahera Mineral atau NHM salah satu perusahaan emas di wilayah maluku harus segera mengikuti jejak Sumbawa Barat yakni memiliki smelter sendiri, menghasilkan bergudang gudang emas batangan.
Ini akan menjadikan daerah daerah terpencil, terjauh, diujung negeri ini, berkontribusi besar pada perekonomian nasinal, bukan hanya Pulau Jawa yang diperhitungkan karena sebagai penyumbang ekonomi terbesar. Hilirisasi, Smelterisasi dan Industrialisasi adalah strategi pokok dalam pemerataan pembangunan sampai ke ujung negeri. []
Oleh: Salamuddin Daeng
Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia