Tintasiyasi.id.com -- Paham sekuler yang menyusupi benak sebagian kalangan remaja benar-benar mampu mempengaruhi kehidupan. Hal ini terbukti dari perilaku para remaja yang selalu berbuat tanpa memikirkan risiko yang akan ditimbulkan dan melakukan perbuatan yang menurut mereka mampu memberikan kebahagiaan dunia semata.
Nasib tragis dialami Ketua OSIS Salah satu SMA di Jawa Tengah. Ketua OSIS yang berusia 18 tahun itu meninggal dunia akibat diceburkan ke kolam pada saat perayaan ulang tahunnya (10/7/2024).
Demikianlah kelakuan kebanyakan anak remaja saat ini yang melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Bukan hanya kali ini kejadian serupa terjadi, banyak kejadian perayaan hari ulang tahun yang berakhir pada tragedi memilukan bahkan hingga kematian.
Kelamnya kelakuan remaja bisa diakibatkan oleh keadaan lingkungan yang tidak mendukung mereka dalam berpikir panjang dan logis. Mereka akan melakukan sesuatu sesuai kehendak mereka untuk bersenang-senang saja, walaupun tanpa ada niatan yang buruk, tetapi dapat mengakibatkan pada tragedi memilukan.
Merayakan ulang tahun merupakan tren bagi remaja, menurut mereka adanya perayaan menunjukkan eksistensi diri mereka ditengah-tengah pergaulannya. Maka dari itu para remaja senang melakukan kebiasaan perayaan ulang tahun apalagi jika ada teman yang memberikan kejutan.
Namun, tidak sedikit orang yang memaklumi kejutan yang bisa menimbulkan petaka, selama sebisa mungkin menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
Disisi lain perilaku remaja saat ini sering kali dilakukan secara spontan tanpa berpikir secara mendalam dan tidak paham mengenai kaidah berpikir dan beramal. Bahwa segala perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
Demikian juga pertanggungjawaban atas risiko yang mungkin bisa terjadi kapan saja. Namun, demikianlah potret apabila kita hidup dalam belenggu sekuler yang mana berasaskan pada pemisahan agama dari kehidupan yang mengakibatkan perilaku remaja kian nyeleneh.
Remaja yang tercemar paham sekuler sering kali melakukan perbuatan hanya untuk kesenangan dunia semata dan sangat jauh dari yang namanya produktif. Mau melakukan sesuatu apabila terdapat kesenangan menurut dirinya dan enggan melakukan apabila membosankan menurut dirinya.
Maka dapat kita temukan juga fakta remaja sekarang lebih memilih mendatangi acara konser musik dan bazar kuliner dibandingkan melakukan kajian terhadap agamanya apalagi sesuai dengan isi Al-Quran.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan sistem negara Islam yang telah terbukti mampu berdiri kokoh selama 13 abad lamanya. Remaja dan individu lainnya tidak pernah disibukkan dengan kegiatan yang hanya dapat memenuhi kebahagiaan dunia semata.
Semua umatnya ketika melakukan perbuatan selalu menghadirkan Allah Swt. sebagai pengingat pada diri setiap kaum muslim, sehingga kaum muslim sangat takut berbuat tanpa berpikir dan melakukan kemaksiatan.
Sebab kaum muslim sadar sekecil apa pun kemaksiatan yang dilakukan akan mendapat balasan yang amat pedih. Pendidikan dalam Islam juga sudah menanamkan akidah Islam sejak dini, sehingga seluruh individu terhindar dari perbuatan maksiat dan hidup dalam kesejahteraan.
Selalu melakukan perbuatan yang produktif, sehingga pada masa negara Islam berdiri banyak ilmuan dan ulama yang mampu berkontribusi dalam bidang sains dan teknologi yang hingga kini ilmunya dikembangkan untuk teknologi yang kita gunakan kini.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107).
Wallahualam bishshawwab.[]
Oleh: Sindi Laras Wari S.K.M
(Aktivis Muslimah)