Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

5 Kader NU Temui Presiden Israel, Direktur FIWS: Memalukan Sekaligus Memuakkan

Senin, 22 Juli 2024 | 21:08 WIB Last Updated 2024-07-22T14:09:08Z
TintaSiyasi.com -- Merespons kunjungan lima kader Nahdlatul Ulama (NU) temui Presiden Israel, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menegaskan bahwa itu memalukan sekaligus memuakkan.

“Kita harus menegaskan bahwa pertemuan itu adalah pertemuan yang memalukan sekaligus memuakkan,” ujarnya di Kabar Petang: 5 Aktivis Temui Presiden Israel Lukai Perasaan Umat Islam seluruh Dunia?, Sabtu (20/07/2024).

Pengamat Politik Internasional itu menjelaskan alasan kunjungan tersebut memalukan sekaligus memuakkan, karena hingga saat sekarang ini, genosida terhadap umat Islam di Palestina masih terus berlangsung. 

Apa lagi disaat yang bersamaan entitas penjajah Zionis Yahudi secara brutal pada Sabtu 13 Juli 2024 itu menyerang kamp Al Mawasi di Gaza Selatan. Diperkirakan lebih dari 79 orang menjadi syuhada dan 289 orang terluka. Bahkan masih banyak korban yang tidak bisa dijangkau karena penembakan masih terus berlangsung di sekitar tenda-tenda pengungsi.

“Ini juga memalukan disaat dunia termasuk dunia Barat mengecam kebiadaban entitas penjajah Yahudi ini. Kampus-kampus di Barat bergerak untuk menolak genosida ini. Sementara lima orang ini tersenyum berfoto bersama pemimpin entitas penjajah Yahudi ini,” tukasnya.

Selain itu menurut Farid, yang paling menusuk umat Islam yaitu seorang di antara mereka mengupload di instagram, dengan kata-kata yang sangat menusuk, dengan kalimat, 'saya bukan demonstran melainkan filsuf agamawan. alih-alih demonstran di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasa'.

“Jadi ini menunjukkan pemikiran yang bersangkutan. Padahal semua pihak paham entitas penjajah Yahudi ini tidak mengenal apa yang disebut dengan bahasa, diskusi, gagasan,” jelasnya.

“Mereka sesungguhnya henya mengenal bahasa kekerasan, bahasa militer, bagi mereka yang terpenting adalah serang, bunuh, bantai, habis, dengan target-target yang mereka tidak peduli, Ini jelas-jelas menunjukkan bahwa entitas penjajah Yahudi ini tidak mendengar siapapun,” tambahnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, jangankan sekelompok orang itu yang tidak benar-benar dianggap mewakili NU. Farid yakin bahwa organisasi sebesar NU yang didirikan oleh ulama besar, pasti memposisikan musuh-musuh Islam itu sebagai musuh, bukan memposisikan pembantai umat Islam itu sebagai sahabat atau teman dekat.

“PBB saja tidak di dengar oleh entitas penjajah Yahudi. Kalau dikatakan dialog itu akan membawa kebaikan, sudah berapa banyak dialog itu dilakukan, sudah berapa banyak perjanjian-perjanjian perdamaian itu atas nama perdamaian itu dilakukan,” jelasnya.

Farid mengungkapkan, ada banyak perjanjian perdamaian, seperti perjanjian perdamaian Madrid, perjanjian perdamaian Oslo, perjanjian perdamaian Camp David dan sebagainya. Namun itu tidak sama sekali menghentikan kebiadaban penjajah Yahudi.

“Jadi jangankan dialog perdamaian, beberapa negara Arab yang sudah melakukan normalisasi, pengakuan terhadap keberadaan entitas penjajah Yahudi ini saja tidak bisa menghentikannya,” ujarnya.

Negara Turki yang sudah lama mengakui entitas penjajah Yahudi, demikian juga Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, tetapi itu sama sekali tidak membuat Yahudi itu menghentikan kebiadapan mereka. Menurutnya, itu sudah pada level negara yang mengakui entitas penjajah Yahudi ini, apa lagi level dialog-dialog seperti itu.

“Jadi apa yang mereka lakukan ke lima kader NU itu sungguh-sungguh sangat memalukan dan yang paling berbahaya dibalik itu adalah cara berpikirnya,” tutupnya. []Aslan La Asamu

Opini

×
Berita Terbaru Update