TintaSiyasi.id -- Rafah kembali diserang oleh entitas penjajah Yahudi dengan melakukan serangan membakar camp pengungsi pada Ahad (26/5), Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menilai, ini satu bukti ke sekian kalinya bahwa zionis Israel tidak menginginkan penduduk Gaza, kecuali kehancuran, kematian, dan kebinasaan.
"Dan itu dilakukan justru setelah ICC mengeluarkan surat penangkapan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. Jadi seolah-olah mereka ingin mengatakan bahwa kami ini tidak bisa dihentikan oleh siapapun, dan itu yang selalu mereka katakan, kami tidak takut kepada siapapun. Dan itulah yang dia buktikan," terangnya, dalam acara Program Fokus To The Point: Rafah Terus Dikepung, Kirim Pasukan Perang Bukan Pasukan Perdamaian, di kanal YouTube UIY Official, Selasa (11 Juni 2024).
Jadi menurutnya, yang harus diperhatikan oleh dunia bahwa saat ini dunia berhadapan dengan sebuah entitas yang sesungguhnya sangat kecil. Karena penduduk Israel hanya 7,6 juta, tetapi kesombongannya sudah di luar nalar, di luar akal sehat dan nurani yang normal.
"Apalagi dengan serangan terakhir ke wilayah Rafah, itu wilayah terakhir karena tidak ada lagi wilayah di luar itu. Di sebelah kiri itu tembok yang sangat tinggi 23 meter. Kemudian di sebelah kanannya itu laut yang sangat dalam dan depannya itu satu-satunya untuk menuju ke Mesir. Jadi kalau pakai istilah terpojok atau kepojok itu sudah betul-betul kepepetpet, gitu kalau orang Jawa bilang," jelasnya.
Lanjut ia menuturkan bahwa di titik yang sesungguhnya sudah sangat kritis karena tidak ada escape area lagi, Zionis terus melakukan serangan. Dan serangannya itu serangan yang betul-betul sudah tak memperhatikan lagi siapa yang diserang.
"Dia (Zionis Yahudi) selalu mengatakan bahwa kami mencari militan. Kami mencari pasukan Hamas dan sebagainya, tetapi faktanya yang dia serang adalah tenda-tenda dimana di situ pengungsi tinggal dan kemudian foto dan video yang beredar menunjukkan di situ yang menjadi korban adalah anak-anak dan perempuan," tandasnya. [] Tari dan Lanhy Hafa