TintaSiyasi.com -- Menyoal sistem kapitalisme yang diterapkan hampir di seluruh negara di dunia menimbulkan berbagai masalah terutama hutang, Guru Besar Ilmu Ekonomi Prof. Dr. Firman Menne mengungkapkan bahwa sistem kapitalisme memang tidak bisa terbebas dari praktik utang.
"Sistem kapitalisme itu memang tidak bisa terbebas dari praktik utang," ujarnya dalam FGD FORDOK #44 Sengkarut Ekonomi Nasional dan Masa Depan Bangsa di YouTube Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, Sabtu (15/6/2024).
Karena dalam konsep sistem ekonomi kapitalisme itu, kata Prof. Firman memberikan keleluasaan kepada individu-individu pemilik modal (kapitalis) untuk menguasai aset-aset atau harta-harta yang menguasai hajat hidup orang banyak,
Ia mencontohkan Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara kampiun kapitalis pun, menanggung utang yang sangat besar. Di situlah kekeliruan konsep sistem ekonomi kapitalisme yang memberikan ruang yang begitu bebas kepada individu untuk menguasai harta milik umum.
"Akibat hal itu, negara tidak bisa berbuat apa-apa. Negara sebagai penguasa terhadap aset itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika aset itu diserahkan kepada individu, baik swasta maupun asing atau aseng," tambahnya.
Sementara itu, jelasnya, jika dilihat dari sektor perpajakan, banyak di antara pengusaha atau pemodal tidak mau menunaikan kewajibannya membayar pajak yang nilainya bisa mencapai miliaran, bahkan triliunan. Hal demikian membuat pajak sebagai salah satu pemasukan negara menjadi terhalang. Sehingga jalan lain yang ditempuh pemerintah adalah dengan utang.
"Jadi sebenarnya sistem ekonomi kapitalisme ini akan memberikan dampak kepada negara untuk memalaki rakyat. Kemudian mengambil utang, sehingga tentu akan berdampak pula terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah," ucapnya.
Ia menilai, terjadinya kebocoran-kebocoran anggaran tidak bisa dimungkiri salah satunya dari utang. "Utang itu kemudian diambil oleh negara lalu kemudian untuk mendanai project-project, lalu kemudian hadir oknum-oknum yang korup yang kemudian project-project itu menjadi mangkrak atau tidak selesai," bebernya.
Ia menilai, banyak proyek pemerintah yang terbengkalai, tidak tepat sasaran, tidak tepat jumlah dan tidak tepat waktu yang membuat negara kesulitan, seperti proyek Hambalang, Bandara Kertajati yang dianggapnya mubazir karena calon penumpang pun enggan untuk ke sana.
"Oleh karena itu, sistem ekonomi kapitalisme sekarang ini yang diadopsi hampir di seluruh negeri di dunia, itu tidak menyelesaikan persoalan," ucapnya.
Ia berharap, efek negatif dari penerapan sistem kapitalisme ini akan melahirkan kesadaran publik agar mencari solusi lain secara fundamental untuk menyelasaikan segala persoalan kebangsaan.
"Sebetulnya, Allah telah menghadirkan solusi yang sangat tuntas dalam menangani persoalan-persoalan kebangsaan, yakni Islam. Sistem ekonomi Islam ini dengan berbagai perangkatnya itu menjadi solusi yang sangat humanis, sangat menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan. Selain itu, dengan penerapan sistem ekonomi Islam ini akan menyejahterakan dan juga mendatangkan keberkahan," pungkasnya. []Tenira