TintaSiyasi.id -- Menteri Luar Negeri AS, Blinken melakukan lawatannya yang kedelapan di kawasan sejak dimulainya agresi brutal entitas Yahudi selama 8 bulan di Gaza, yakni sejak 7 Oktober 2023. Lawatannya mencakup Mesir, entitas Yahudi, Yordania, dan Qatar.
Dia tiba di Kairo pada pemberhentian pertamanya, Kamis, 6/10/2024, dan bertemu dengan boneka mereka, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi. Dari sana, dia menyatakan, “Seluruh dunia mendukung proposal gencatan senjata di Gaza (yang diajukan oleh Presiden Amerika dan disetujui oleh Dewan Keamanan), sedang satu-satunya pihak yang tidak menyetujuinya adalah Hamas.” Karena itu, dia mengeluarkan perintah kepada rezim-rezim Arab untuk menekan Hamas agar menerima proposal gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan: “Jika Anda menginginkan gencatan senjata, maka tekan Hamas untuk menyetujuinya.”
Dia mengunjungi entitas Yahudi untuk membelanya, dan mengklaim bahwa Netanyahu telah menerima proposal Biden. Perlu dicatat bahwa Netanyahu tidak mengumumkan hal ini, namun dia menghindari untuk penolakannya, dengan mengatakan, “Proposal tersebut tidak akurat. Dia tidak setuju untuk mengakhiri perang pada tahap kedua dari proposal itu, namun hanya membahas langkah tersebut sesuai dengan ketentuan Tel Aviv” (Al-Hurra Al-Amerika, 11/6/2024).
Hamas menanggapi Blinken dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 12/6/2024: “Kami memperlakukan secara positif, penuh tanggung jawab, dan nasionalis terhadap proposal terbaru dan semua proposal untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan membebaskan para tahanan. Sementara sikap Blinken yang mencoba untuk membebaskan arena pendudukan melalui proposal itu, dan meminta pertanggungjawaban kami karena menghalangi tercapainya kesepakatan, merupakan kelanjutan dari kebijakan negaranya yang terlibat dalam perang genosida” (Anadolu, 13/6/2024).
Amerika membuat Dewan Keamanan mengadopsi proposal atau rencana Biden untuk meningkatkan tekanan pada entitas Yahudi agar menerimanya, namun entitas Yahudi mengelak dan tidak ingin menghentikan perang sampai mereka menumpahkan lebih banyak darah rakyat Gaza, serta lebih banyak membunuh mereka dan menghancurkan bangunan yang mereka tinggal di dalamnya. Sesungguhnya entitas Yahudi itu adalah pengecut yang telah menduduki negeri dan tidak menemukan siapa pun yang bisa melawannya, sedang Amerika terus mendukungnya. Meskipun ada tekanan terhadap anaknya untuk menerima rencananya, namun apa yang dilakukan Amerika terhadap entitas Yahudi itu seperti halnya seorang ibu memberikan tekanan pada anaknya yang manja, maka dia tetap tidak akan menyakiti anaknya dan akan terus memenuhi permintaannya, sebaliknya dia akan menuduh pihak lain yang telah menyakitinya dan membuat berbagai alasan untuk membenarkan anaknya. []
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 14/6/2024