TintaSiyasi.id -- Kebrutalan dan kesadisan Yahudi laknatullah terhadap Muslim Palestina sungguh telah membuka mata dunia untuk mengambil kontribusi dalam menyelesaikan persoalan ini. Pembelaan terhadap Palestina pun masih terus menggema dan meluas dari seluruh penjuru dunia.
Pada Ahad 2 Juni 2024, sekitar kurang lebih 8000 warga Jawa Timur berkumpul di depan gedung negara Grahadi Surabaya untuk menyerukan pembelaan terhadap Muslim Palestina. Mereka berasal dari berbagai kabupaten kota, seperti Sidoarjo, Malang, Pasuruan, Madura, Gresik, Mojokerto, Kediri, Lumajang, Blitar, Nganjuk, Bojonegoro, Malang dan berbagai kota lainnya.
Berbagai kalangan masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, ulama, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, pedagang kecil hingga pengusaha berbondong-bondong mengikuti aksi long march ini dengan sangat antusias. Hal ini tampak dari seruan takbir dan yel-yel yang berisi solusi hakiki Palestina menggema di sepanjang aksi berlangsung.
Terik matahari hingga 34 derajat yang seolah membakar kulit tidak menyurutkan langkah kaki para peserta aksi untuk menyusuri rute aksi. Karena, apalah arti panas matahari dibanding panasnya rudal-rudal yang dirasakan saudara Muslim kita di Palestina.
Pembelaan terhadap Palestina adalah perkara wajib, namun pembelaan ini bisa maksimal dilakukan ketika kaum Muslim berada dalam persatuan yang tidak mengenal batas teritorial dan keturunan. Jika kaum Muslim bersatu, maka tidak akan ada yang bisa mengalahkan. Akan tetapi, jika mereka tercerai-berai, maka tidak hanya satu tetapi jutaan darah Muslim dapat ditumpahkan, di langgar kehormatannya dan di nista agamanya.
Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim No 4685)
Artinya jika ada sebagian anggota tubuh yang sakit, maka pikiran manusia akan mengomando untuk membantu anggota tubuh yang sakit tersebut. Saat ini Muslim Palestina sedang mengalami genosida oleh Yahudi laknatullah. Artinya umat Islam sedang sakit, Oleh karena itu, mereka harus segera ditolong dari kebiadaban Yahudi.
Adapun hukum-hukum internasional pada dasarnya sudah memberikan seruan kepada Yahudi Untuk menghentikan pembunuhan massal yang dilakukan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lembaga internasional pun sudah mengeluarkan resolusi terhadap persoalan Palestina. Namun apalah arti semua itu, toh pada kenyataannya Yahudi laknatullah semakin brutal menyerang kamp-kamp pengungsian dengan dalih sedang memburu pejuang Hamas.
Harus diakui bahwa sikap Yahudi sudah seperti binatang yang sangat licik. Mereka tidak mampu menghadapi pasukan kaum Muslim yang berperang mempertahankan bumi Palestina sehingga mereka kemudian bergerak ke tempat-tempat pengungsian di Rafah dan membantai kaum Muslim.
Kekuatan untuk membela tentu tidak cukup dengan _long march,_ namun aksi _long march_ adalah simbol pembelaan umat Islam terhadap persoalan Palestina dalam batas kemampuan menyeru dunia untuk bersatu menghancurkan Yahudi laknatullah. Sebab yang memiliki kekuatan ini pada dasarnya adalah negara.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
"Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR Muslim).
Oleh karena itu, wajib atas negara menyeru para penguasa Muslim di seluruh dunia untuk mengerahkan tentaranya berjihad membela kaum Muslim Palestina. Namun sayang, kenyataannya sejak masalah Palestina muncul sampai detik ini persoalan tersebut belum selesai.
Umat Islam tidak boleh berharap pada dunia seperti PBB. Karena mereka semua berada dalam pengaruh Amerika Serikat yang tidak lain adalah backing utama dan pertama dari zionis Yahudi. Maka tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan persoalan ini kecuali kembali kepada tuntunan atau ajaran dari Allah SWT dan RasulNya, yakni mengangkat seorang imam atau khalifah yang akan memimpin perjuangan pembebasan Palestina. Khalifah akan mengomando aktivitas jihad ke seluruh dunia Islam hingga kemenangan datang dengan izin Allah SWT.
Besarnya jumlah kaum Muslim dan kekuatan militer serta ekonomi negeri-negeri Muslim di dunia tidak menjadi jaminan terselesaikannya persoalan Palestina. Lihatlah bagaimana negara Arab yang kaya namun hati penguasanya justru tertutup untuk menolong dan membela Muslim Palestina. Hal yang sama juga dilakukan penguasa negeri-negeri Muslim lainnya.
Semua itu bisa terjadi lantaran negeri-negeri Muslim hari ini terjebak pada sekat-sekat kebangsaan atau nasionalisme. Oleh sebab itulah, maka keberadaan khilafah sebagai pemimpin dunia sangat urgent. Hanya saja, khilafah tidak akan tegak kecuali dengan Persatuan Islam di bawah ikatan ukhuwah Islamiyah. Jika ikatan tersebut menguat, maka persatuan kaum Muslim di seluruh dunia bukan menjadi hal yang mustahil.
Khilafah adalah negara berideologi Islam. Negara ini tentu sangat bertentangan dengan negara yang sedang eksis hari ini, yakni negara demokrasi yang berideologi kapitalisme. Demokrasi tidak konsisten dengan pemikirannya. Demokrasi menyatakan bahwa suara terbanyak adalah suara terpilih. Jika diterapkan pada persoalan Palestina, maka mereka sudah seharusnya menghentikan genosida yang dilakukan zionis Yahudi dan zionis dihukum seberat-beratnya.
Namun faktanya, negara-negara yang menjunjung demokrasi justru bersikap munafik dan ingkar janji. Inilah buah penerapan sistem demokrasi buatan manusia yang cacat dan batil. Sungguh jihad dan khilafah adalah solusi hakiki persoalan Palestina. []
Nabila Zidane
Jurnalis