Tintasiyasi.id.com -- Beredar video di Instagram yang sangat menyayat hati. Seorang pria sedang mengangkat jenazah bayi korban bom, yang sudah tak memiliki bagian kepala. Api di mana-mana, membakar tenda berisi keluarga-keluarga pengungsi.
Masih ada lagi seorang anak lelaki yang hanya bisa menangis histeris menyaksikan secara langsung ayahnya terbakar hidup-hidup, tak bisa berbuat apa-apa untuk menolong. Sedikit persediaan air yang tersisa untuk kebutuhan minum tak cukup untuk memadamkan kobaran api. Israel benar-benar sedang membuktikan apa yang mereka tuduhkan pada Hamas, bahwa merekalah sebenarnya pelaku genosida terlaknat.
Taggar #alleyesonrafah viral di sosial media. Pembantaian yang terjadi di Rafah pada malam 27 Mei 2024 beberapa hari lalu kembali mengejutkan dunia. Empat hari sebelumnya orang-orang Palestina mengungsi ke sini karena daerah ini dinyatakan sebagai 'zona aman' oleh Israel. Namun Israel melanggar sendiri perkataannya.
Mereka menyerang kamp pengungsi Palestina secara brutal. Pada malam saat orang-orang tengah tidur di kamp pengungsian, mereka hujani dengan 60 bom dalam waktu semalam. Hal ini membuktikan dengan atau tanpa gencatan senjata, tak ada gunanya karena semua dilanggar. Begitulah watak asli kaum zionis Israel sejak 75 tahun melakukan pembantaian.
Dalam postingan akun @midleeasteye di platform Instagram yang memberitakan kejadian ini, kamp pengungsian sendiri berada di dekat fasilitas UNRWA, sebuah Badan pengungsi Palestina PBB. Namun Israel sepertinya ingin menunjukkan bahwa negaranya di atas PBB dan hukum internasional.
Parlemen Israel pun sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang untuk memberi label UNRWA sebagai organisasi teroris setelah menuduh 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober. Padahal tuduhan tersebut sudah banyak dibantah dan belum ada bukti yang bisa diberikan kepada UNRWA maupun kepada publik.
Dinas pertahanan sipil kewalahan dan tidak dapat mencapai kamp pengungsi karena kekurangan bahan bakar juga air untuk memadamkan api. Satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di Rafah tidak mampu menangani banyak orang yang terluka.
UNRWA menulis di platform X, "Gaza adalah neraka di bumi". Hampir 40.000 warga Palestina telah terbunuh dan 80.000 lainnya terluka sejak 7 Oktober tahun lalu. Tak ada tempat yang aman di Gaza, walau hanya satu inci sekalipun.
Bersabarlah wahai saudaraku, sebentar lagi fajar kemenangan tegaknya Khilafah nubuwah akan datang membebaskan bumi Palestina yang penuh keberkahan. Aamiin.[]
Oleh: Fatmah Ramadhani Ginting, S.K.M., (Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok)