TintaSiyasi.id -- Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS adalah salah satu contoh paling menonjol dalam Al-Quran tentang totalitas ketaatan kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah mereka:
1. Ketaatan Tanpa Keraguan
Nabi Ibrahim AS dikenal karena ketaatannya yang luar biasa kepada perintah Allah, bahkan ketika perintah tersebut tampak sangat sulit dan tidak masuk akal bagi manusia biasa. Salah satu ujian terbesar adalah ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya yang sangat dicintai, Ismail AS. Meskipun perintah ini sangat berat, Nabi Ibrahim menunjukkan ketaatan tanpa keraguan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’” (QS. As-Saffat: 102).
2. Kepatuhan dan Kesabaran Nabi Ismail AS
Nabi Ismail AS juga menunjukkan ketaatan dan kesabaran yang luar biasa. Dia tidak hanya menerima perintah tersebut dengan ikhlas, tetapi juga mendukung ayahnya untuk melaksanakan perintah Allah. Ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada Allah harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, bahkan ketika menghadapi ujian yang paling berat.
3. Kepercayaan Penuh kepada Allah
Kisah ini juga mengajarkan pentingnya memiliki kepercayaan penuh kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih baik dan bahwa ketaatan mereka akan membawa kebaikan. Keyakinan ini adalah dasar dari keimanan yang kuat. Setelah menunjukkan ketaatan mereka, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba untuk dikorbankan, menunjukkan bahwa Allah menghargai keimanan dan ketaatan hamba-Nya.
4. Pengorbanan sebagai Bentuk Pengabdian
Kisah ini mengajarkan bahwa pengorbanan adalah bagian penting dari pengabdian kepada Allah. Pengorbanan tidak selalu berarti kehilangan sesuatu yang kita cintai, tetapi juga bisa berarti mengorbankan waktu, tenaga, dan kenyamanan demi menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
5. Pengorbanan dan Keberkahan
Dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, kita juga belajar bahwa setiap pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas untuk Allah akan dibalas dengan keberkahan. Setelah ujian berat tersebut, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapatkan banyak keberkahan dalam hidup mereka.
Totalitas ketaatan kepada Allah SWT yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS memberikan kita pelajaran penting tentang keimanan, ketaatan, kesabaran, dan pengorbanan. Mereka mengajarkan bahwa ketaatan kepada Allah harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan, meskipun menghadapi ujian yang berat. Dengan mengikuti teladan mereka, kita dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Hikmah Haji dan Qurban belajar dari Nabi Ibrahim a.s.
Hikmah Haji dan Qurban yang Dapat Dipelajari dari Nabi Ibrahim AS
Kisah Nabi Ibrahim AS adalah salah satu cerita paling mendalam dalam Islam yang mengandung banyak pelajaran dan hikmah, khususnya dalam konteks ibadah Haji dan Qurban. Berikut adalah beberapa hikmah yang dapat kita pelajari:
Hikmah Haji
1. Ketaatan dan Pengorbanan
• Kisah Nabi Ibrahim dan Hajar: Saat Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di lembah Mekah yang tandus atas perintah Allah, ini menunjukkan tingkat ketaatan yang luar biasa. Hajar, dengan penuh keimanan, menerima ketetapan tersebut dan menjalani hidup di tempat yang awalnya tampak tidak mungkin untuk bertahan hidup.
• Sa'i antara Shafa dan Marwa: Ini menggambarkan perjuangan Hajar mencari air untuk putranya. Ketika melaksanakan Sa'i dalam ibadah Haji, kita mengingat keteguhan hati dan usaha maksimal dalam menghadapi ujian dari Allah.
2. Tawakkal kepada Allah
• Doa Nabi Ibrahim: Setelah meninggalkan keluarganya di Mekah, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah untuk menjaga mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya tawakkal (percaya penuh) kepada Allah setelah melakukan segala upaya.
3. Kesatuan Umat Islam
• Wukuf di Arafah: Berkumpulnya umat Islam dari seluruh dunia di satu tempat dan satu waktu menggambarkan kesatuan dan persaudaraan umat Islam tanpa memandang perbedaan ras, suku, dan bangsa.
4. Mengingat Kematian dan Hari Pembalasan
• Ihram: Pakaian ihram yang sederhana dan putih mengingatkan jamaah Haji pada kain kafan, menanamkan kesadaran akan kematian dan pentingnya persiapan untuk kehidupan akhirat.
Hikmah Kurban
1. Totalitas Ketaatan kepada Allah
• Perintah Mengorbankan Ismail: Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail, merupakan ujian ketaatan yang sangat berat. Kesediaan Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah tersebut menunjukkan ketaatan total kepada Allah, bahkan ketika harus mengorbankan sesuatu yang sangat dicintai.
2. Keikhlasan dan Kepatuhan
• Sikap Nabi Ismail: Ismail yang rela dan ikhlas menerima perintah Allah untuk dikorbankan oleh ayahnya menunjukkan kepatuhan dan keikhlasan luar biasa. Ini mengajarkan kita untuk selalu ikhlas dan patuh kepada perintah Allah, meskipun dalam situasi yang sangat sulit.
3. Nilai Pengorbanan dalam Kehidupan
• Qurban Hewan: Mengorbankan hewan sebagai bentuk ibadah Qurban mengingatkan kita akan pentingnya nilai pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari. Pengorbanan tersebut bisa berupa harta, waktu, tenaga, atau bahkan kepentingan pribadi demi kebaikan yang lebih besar dan ketaatan kepada Allah.
4. Pembebasan dari Sifat Materialistik
• Membagi Daging Qurban: Daging Qurban yang dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan mencerminkan nilai sosial dan kemanusiaan. Ini mengajarkan kita untuk tidak terikat secara berlebihan pada harta benda dan untuk berbagi dengan sesama, terutama dengan yang kurang mampu.
Kesimpulan
Kisah Nabi Ibrahim AS dan ibadah Haji serta Qurban mengandung banyak hikmah yang dapat kita ambil untuk memperbaiki kualitas keimanan dan kehidupan kita. Dari ketaatan total dan pengorbanan tanpa syarat, hingga keikhlasan dan kesadaran akan pentingnya tawakkal kepada Allah, semua ini adalah nilai-nilai yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim.
Melalui ibadah Haji dan Qurban, kita diajarkan untuk selalu taat, ikhlas, dan siap berkorban demi ketaatan kepada Allah dan kebaikan sesama.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Psikologi Pendidikan Pascasarjana UIT Lirboyo