TintaSiyasi.id -- Aktivis Dakwah Nasional, Ustazah Ratu Erma Rahmayanti dalam pidato politiknya bertajuk Palestina dan Solusi Hakiki tegas menyatakan bahwa 75 tahun Palestina membara karena persoalan tersebut tidak diselesaikan dengan cara yang benar, yaitu jihad fi sabilillah oleh tentara khilafah.
“Saudariku, mengapa keburukan itu (penjajahan Palestina) berlangsung begitu lama? Jawabnya adalah karena masalah ini tidak diselesaikan dengan cara yang benar, yaitu jihad fi sabilillah oleh tentara khilafah. Ini adalah hukum syarak yang ditetapkan Allah untuk melenyapkan kezaliman di muka bumi,” tegasnya pada Ahad (30/06/2024) di YouTube Muslimah Media Hub.
Ustazah Ratu sangat menyesalkan selama 75 tahun Palestina membara menjadi ajang rebutan manusia-manusia tamak durjana musuh-musuh Islam. “Lihatlah, apakah mereka memperlakukan saudara-saudara kita di Palestina sebagai manusia? Tentu tidak! Ratusan ribu nyawa dan tumpahan darah tidak pernah masuk dalam perhitungan mereka,” lugasnya lagi.
Lanjut dikatakan, kaum Muslim tidak melaksanakan solusi yang benar itu karena umat Islam belum mampu dan banyak yang belum paham kewajiban tersebut. “Bahkan yang menyakitkan di antara umat justru mengusulkan untuk mengambil solusi yang didiktekan oleh musuh-musuh Islam,” sesalnya.
Delapan Hakikat
Ustazah Ratu kembali menguraikan delapan hakikat agar kaum Muslim mendapatkan petunjuk untuk menyelesaikan masalah Palestina dengan benar.
Pertama, negeri Palestina ini adalah negeri Islam milik umat Islam. “Di sanalah Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam mengimami beberapa nabi salat di Masjidil Aqsa dan itu menjadi isyarat tentang kepemimpinan umat Islam. Di tahun ke-15 Hijriah Palestina ditaklukkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab yang menjadi bagian dari negeri Muslim. Jadi persoalan pendudukan Palestina dan juga pembebasannya ini mutlak menjadi urusan umat Islam dan bukan hanya warga Palestina atau bangsa Arab saja fakta,” bebernya.
Kedua, persoalan Palestina sesungguhnya persoalan pendudukan dan perampasan negara oleh musuh Islam. “Karena masalahnya perampasan, tentu solusinya adalah merebut kembali, tidak ada solusi yang lain. Seperti persoalan yang terjadi dua orang ibu yang memperebutkan seorang bayi di masa Nabi Sulaiman. Apakah jika kemudian bayi itu dibagi dua, artinya dibunuh atau dimusnahkan? Tentu tidak fakta,” urai Ustazah Ratu.
Ketiga, konflik Palestina dengan Zionis Yahudi hakikatnya adalah konflik dengan para penjajah negara Barat. “Merekalah yang telah melahirkan negara Israel mereka support dengan dana, tentara, amunisi senjata, dan lain-lain. Jadi Artinya kita tidak bisa memisahkan mereka dari konflik ini, bahkan Palestina ini menjadi pangkalan militer untuk mereka dan ibaratnya menjadi pedang yang siap memenggal leher umat Islam,” ungkapnya lebih lanjut.
Keempat, termasuk hal yang naif dan dangkal jika seseorang berpikir kalau negara Barat itu netral, tidak berpihak dalam menyelesaikan masalah Palestina. “Kalau kita perhatikan usulan projek politik Eropa dan Amerika terhadap Palestina adalah untuk menjaga hegemoni Yahudi, tidak untuk Palestina, tetapi untuk seluruh negara wilayah Arab, dan itu adalah kepentingan hegemoni Barat. Akhirnya mereka pun mengajak semua pemimpin Muslim semua dunia untuk memandang masalah Palestina hanya masalah kemanusiaan yang perlu untuk dibantu dengan bantuan kemanusiaan,” bongkar Ustazah Ratu.
Kelima, para penguasa negeri Muslim adalah para agen penjajah. “Istilahnya untuk menggerakkan satu jari telunjuk mereka itu mesti mendapat izin dari mereka (Barat). Kalau mereka memang benar-benar membantu tentunya mereka tidak akan setega itu membiarkan Palestina menjadi santapan empuk Zionis Yahudi,” sesalnya.
Keenam, bantuan dana dari negara yang disebut dengan negara donor, baik dari negara penjajah maupun negara Arab, sesungguhnya itu adalah harga atau uang politik saja bagi kemajuan projek mereka hegemoni Yahudi di Palestina.
Ketujuh, penguasa negeri Arab di sekitar Palestina terbukti tidak mampu untuk mengenyahkan entitas Yahudi Zionis. “Padahal kita tahu, semua tentara Israel ini sangatlah lemah menghadapi sekelompok anak kecil, apatah lagi jika mereka nanti menghadapi pasukan mujahid tentara khilafah yang berkomitmen untuk membebaskan Palestina,” ujarnya.
Kedelapan, usulan tentang solusi Palestina yang selama ini dirundingkan, entah itu perdamaian, genjatan senjata, solusi dua negara, atau pun mengirim tentara dari berbagai negara untuk perdamaian terbukti tidak menyelesaikan masalah tersebut, karena sampai hari ini tentara Zionis Yahudi masih bercokol di tanah Palestina.
Perjuangan
Ustazah mengajak untuk berkontemplasi dengan delapan fakta-fakta dan hakikat itu bahwa kunci untuk persoalan Palestina adalah dengan tegaknya Daulah Islam, Khilafah yang akan memerintahkan tentaranya untuk membebaskan kezaliman di mana pun.
“Khilafah adalah negara adidaya baru yang akan menyejahterakan seluruh umat manusia dengan penerapan syariat Islam dan negara khilafahlah yang akan membebaskan setiap jengkal negeri mana pun yang dizalimi,” tegasnya penuh semangat.
Memungkasi pidato politiknya, Ustazah Ratu mengajak seluruh kaum Muslim, “Saudaraku rahimakumullah, tentu tegaknya Khilafah ini tidak tiba-tiba, bukan turun dari langit sebagai sebuah bantuan dari Allah, tetapi harus diperjuangkan dan itu menjadi kewajiban umat Islam.” tuntasnya[] Rere