TintaSiyasi.id -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah Achmad memaparkan tiga faktor susahnya mengatasi fenomena menunda-nunda amal.
"Ada tiga faktor susahnya mengatasi fenomena menunda-nunda amal," ungkapnya dalam kajian Family Zone: Mengatasi Sikap Menunda-nunda di YouTube Muslimah Media Hub (MMH), Selasa (12/05/2024).
Pertama, ada yang merusak keyakinan tentang amal perbuatan. Kerusakan pandangan terhadap amalan perbuatan dipengaruhi kehidupan saat ini yang didominasi sistem sekuler kapitalisme. Dimana segala sesuatu dorongannya bukan untuk ibadah kepada Allah, tetapi hanya sebatas untuk kenikmatan materi.
"Nah, karena itu yang harus dilakukan adalah bagaimana mengganti ideologi yang menjadi dasar kehidupan yang tadinya kapitalisme sekularisme menjadi ideologi Islam," ujarnya.
Kedua, kesusahan memahami status hukum karena liberalisme. Tidak mungkin orang paham status hukum iltizam dengan hukum syarak, ketika yang dikembangkan adalah liberalisme, yakni segala sesuatu hanya diukur dengan suka atau tidak suka.
"Nah, di dalam Islam, syariat memberikan kepada kita pengetahuan bahwa segala sesuatu iltizam dengan hukum syarak, karena itu jauhilah liberalisme," ajaknya.
Ketiga, sistem pendidikan yang orientasinya mencari uang. Ini tentang manajemen terkait keilmuan. Terkait dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang orientasinya hanya sekadar mencari uang tidak akan memberikan pendidikan yang melahirkan individu-individu yang semangat untuk beramal saleh. Karena yang mereka targetkan dalam pendidikan adalah bagaimana menjadikan orang itu siap untuk mencari uang.
"Dan sistem pendidikan yang bisa melahirkan orang semangat untuk beramal saleh hanyalah sistem pendidikan Islam. Semoga kita bisa melawan rasa malas dan bisa menjauhkan sikap menunda-nunda amal," pungkasnya. []Rina